Ranamese vs Nicholas – RUTENG (part 2)

Pikiran untuk kabur dari “guesthouse terpaksa” terus menghantui saya semalaman. Selain dari teror ditodong preman di artikel Preman vs Jeruk, saya juga memikirkan bagaimana pulang secepat mungkin agar bisa bertemu dengan seorang teman yang kebetulan pulang merantau dari Jepang. Kabar tersebut saya terima hampir bersamaan dengan insiden malam hari saat ditodong uang untuk kesekian kalinya. Pagi hari sebelum matahari mengintip dari sela jendela kamar, saya sudah bergegas mandi dengan air yang sedingin es. Tidak pernah menyiapkan rencana perjalanan menuju Ruteng, sehingga tidak pernah menyiapkan secarik peta kota Ruteng apalagi informasi transportasi umum di Ruteng. Celaka tigabelas!

guesthouse "terpaksa"
guesthouse “terpaksa”

Oh iya, kan pernah berkenalan dengan om baik hati asal Ruteng yang saya ceritakan di Pantai Pede. Duhh.. kan tidak pernah meminta nama dan alamatnya. Sial. Sungguh-sungguh hanya bisa pasrah, itu yang saya pikirkan saat menenangkan pikiran di luar rumah. Meski pikiran masih bingung sesaat tersadar bahwa pemandangan pagi hari di luar rumah sungguh indah. Rumah ini terletak hampir di atas bukit, sehingga menyuguhkan pemandangan hamparan sawah di bawah dan lingkaran gunung yang mengelilingi kota Ruteng terlihat jelas dari sini.

Setelah negosiasi alot yang menyatakan tidak mau extend di Ruteng, tiba-tiba om Beni menyuruh anak bungsu nya mengantar saya ke sebuah danau yang sedari awal tiba di Ruteng sudah direncanakan, yaitu Danau Ranamese. Tapi…masih dengan alasan malam sebelumnya, bensin habis tak bersisa, jadi meminta sejumlah uang ( lagi ) untuk mengisi bensin. Karena tidak mau berdebat lagi, dengan terpaksa menyerahkan selembar uang berwarna biru. Hiks.

pemandangan pagi hari
pemandangan pagi hari

Perjalanan dari kota Ruteng menuju danau sekitar 22 km atau kurang lebih 45 menit bila berkendara dengan sepeda motor atau mobil. Apabila jalan ini diteruskan maka akan sampai ke kota di Flores berikutnya, Bajawa. Jalan berkelok-kelok yang dihiasi pemandangan barisan pegunungan mengiringi perjalanan saya dan Ryan, anak om Beni. Setelah sampai di gerbang pintu masuk, saya sempat bingung mencari tempat untuk membayar tiket masuk yang ternyata tersembunyi di salah satu ruang penjaga.

Tiket masuk Danau Ranamese hanya seharga 3.000 per orang. Lokasi wisata ini terletak di pinggir jalan besar menuju Bajawa, sehingga mudah ditemukan oleh turis yang melintas. Tapi anehnya tidak ada pengunjung sama sekali saat itu. Dari kejauhan sudah terlihat bentuk danau yang lumayan besar dengan air yang tenang. Air danaunya sangat tenang sehingga membiaskan bukit yang mengelilingi danau ibarat sebuah cermin.

Beberapa menit kemudian saat saya menuruni tangga menuju danau terdengar suara langkah kaki beberapa orang yang juga ikut turun menuju danau. Ada sosok seseorang yang menarik perhatian saya saat dia menyalip turun. Dari kejauhan terlihat paras wajahnya yang cool, kepalanya memakai topi terbalik, badan nya yang tegap ( kok saya seperti  stalker yah… ) yang wajahnya tidak asing di layar televisi. OMG, ternyata cowok yang saya lihat itu adalah Nicholas Saputra!

Oh My GOD!
Oh My GOD!

Nicholas Saputra yang terkenal dengan layar lebarnya “Ada Apa Dengan Cinta”, “GIE”, “Janji Joni” itu bela-belain ke danau Ranamese juga? Antara percaya dan tidak percaya, saya langsung menghampiri dia dan melontarkan kata-kata yang mungkin kelewat canggung “Mas Nicholas Saputra bukan?”, dan dia menjawab dengan halus “Iya.”. Mungkin kalau fans cewek sudah pasti loncat kegirangan atau mungkin sambil pegang-pegang tangan si artis ya? Karena saya cowok, ya jabat tangan biasa saja dan sambil malu-malu minta foto bareng, hi..hi.. Baru kali ini menemukan artis yang tidak disangka mau mengeksplore Indonesia sampai daerah pelosok yang minim info pariwisatanya. ( Sejak itu saya rajin mengikuti jejak petualangannya di media cetak maupun internet, dan dialah salah satu inspirasi saya dalam berkeliling Indonesia ). 

Saat Nicsap sibuk mengabadikan foto danau, saya sedikit dapat informasi dari pak driver-nya bahwa Nico sudah berhari-hari berkeliling Flores mulai dari Denpasar menuju Labuan Bajo, kemudian Danau Ranamese dilanjutkan menuju Bajawa dan Ende untuk melihat Danau Kelimutu. Wuihhh overland Flores! Andai uang saya saat itu masih tersisa, mungkin akan mengikuti jejaknya ke Ende….

Di saat hampir bersamaan kami keluar dari gerbang pintu masuk danau, dan secara tidak sadar melambaikan tangan ke arah Nicholas yang kebetulan membuka jendela mobilnya. Mungkin dikiranya saya ini sinting, padahal maksud saya “Nic, tolong lepaskan saya dari cengkeraman preman di Ruteng…”

baju lengkap untuk menari
baju lengkap untuk menari

Saat perjalanan pulang, tak menunggu lama segera mengutarakan niat saya ke Ryan untuk mengantar pulang ke rumah, kemudian mengambil tas dan menuju ke alun-alun kota. Ryan pun bingung dengan permintaan yang saya ajukan dan menanyakan apa tidak mau menunggu ayahnya dulu untuk kembali ke Labuan? saya jawab dengan tegas “TIDAK!”
Selesai berkemas, mengucapkan terima kasih kepada Bu Beni dan langsung naik dengan mantap ke sepeda motor. Om Beni yang kebetulan tidak ada di rumah tidak saya pamiti. Sesampainya di alun-alun, Ryan pun ternyata setipe dengan ayahnya, dia meminta saya uang rokok. Setelah memberinya 10 ribu, saya langsung lari ditengah kerumunan orang-orang yang sedang berkumpul di alun-alun. Huff… Sabar…sabar…

Banyak dijumpai mobil travel yang bisa membawa saya ke Labuan Bajo di sekitar alun-alun Ruteng. Mereka mematok harga 60 ribu untuk sekali jalan menuju Labuan Bajo. Lebih murah ketimbang niat saya numpang ‘gratis’ kan? Sebelum mengiyakan tawaran travel, saya mencoba melihat situasi kota lebih dekat sambil mencari makan siang. Saat melewati halaman depan balai kota Ruteng, suasana terlihat ramai. Keramaian itu diakibatkan oleh pentas seni yang diadakan setahun sekali untuk menyambut panen. Wah, berasa beruntung bisa melihat event tersebut. Hikmah dari penderitaan numpang dengan preman adalah bisa bertemu aktor idola, Nicholas Saputra dan melihat tarian daerah Wasa Wojonara. 😀

Danau Ranamese yang tenang
Danau Ranamese yang tenang
dilarang berenang di Danau Ranamese!
dilarang berenang di Danau Ranamese!
Tari Wasa Wojorana
Tari Wasa Wojorana
tari adat Manggarai
tari adat Manggarai
tari adat Manggarai, Wasa Wojorana
tari adat Manggarai, Wasa Wojorana

Note: Di awalnya saya tidak ada maksud negatif apapun terhadap orang yang menawarkan kebaikan. Zaman sekarang beberapa kebaikan memerlukan imbalan, it’s okay. Tapi kalau yang diminta sudah lebih dari batas yang saya miliki, ya maaf saja saya terpaksa menjauh dan bila perlu saya tidak akan pernah menghormati dia lagi. Cheers and peace 😉

5 Comments Add yours

  1. Indriana says:

    suatu saat aq pasti juga bisa ketemu Nicolas Saputra, di daerah terindah di pedalaman Indonesia…………

    1. Halim Santoso says:

      Saya ikut berdoa semoga Nicholas Saputra ikut mendengar doa ini dan segera memberitahu dimana dia berada sekarang… Call me,Nic :p

  2. pl4niT says:

    smga bisa mengikuti jejak anda. 🙂

    1. Halim Santoso says:

      kudukung sepenuh hati… sing penting nekad en nekad.hahaha…

  3. ainun says:

    tapi bener lho, nekad dan tekad yg kuat, akhirnya aku jg bisa kesana

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.