9 Kuliner Wajib Dicicipi di Kudus

Ada banyak hal menarik yang bisa dinikmati ketika berlibur atau singgah di Kudus, Provinsi Jawa Tengah. Jangan hanya terpaku dengan wisata religi makam Sunan Kudus dan Sunan Muria saja, jejak Nitisemito yang pernah diberi gelar sebagai salah satu Raja Kretek pun menarik untuk ditelusuri. Sebelumnya saya telah mengangkat kisah Nitisemito dengan istana kembar dan rokok Tjap Tiga Bal-nya yang bisa dibaca di sini. Maka kali ini giliran ulasan mengenai kuliner khas yang masih mempertahankan selera asal yang tersebar di segala penjuru Kota Kudus.

Kota yang terlihat biasa-biasa saja ini diam-diam memiliki ragam kuliner yang bisa diburu mulai pagi sampai subuh. Boleh saya berpendapat semuanya cocok dan sukses bikin goyang lidah. Ditambah keunikan kuliner di Kudus yang mengganti bahan baku daging sapi dengan daging kerbau. Susah menemui sajian yang diolah dari daging sapi, sebaliknya daging kerbau yang memiliki serabut otot lebih kasar justru berhasil diolah menjadi makanan yang lezat dan khas di Kudus. Terdengar menarik, kan?

Are you ready? 


Jangan ngaku sudah ke Kudus kalau belum mencicipi kelezatan Soto Kudus di tempat asalnya. Soto Kudus yang menjadi andalan di Warung Pak Ramidjan yang beralamat di Jl. Raya Kudus-Jepara no.79A, Kudus punya dua pilihan, Soto Ayam dan Soto Kebo atau Soto Kerbau. Warung Pak Ramidjan sendiri merupakan rekomendasi dari teman saya bernama Yasir, blogger asal Kudus. Tentunya masih ada penjaja Soto Kebo yang punya racikan tidak kalah enak tersebar di beberapa sudut kota, seperti warung soto-warung soto di Taman Bojana Kudus.

Pada dasarnya kuah Soto Kudus berwarna bening dengan bumbu dasar bawang merah, bawang putih, kemiri, laos untuk menyedapkan kuah kaldu yang direbus bersama irisan daging kerbau. Seperti saya sebut di atas bahwa susah mencari soto daging sapi di Kudus, hal ini diawali dengan kebijakan yang pernah dilontarkan oleh Sunan Kudus ketika beliau menyebarkan ajaran Islam di Kudus.

Untuk menghormati warga yang masih menganut agama Hindu, beliau menganjurkan pengikutnya agar tidak mengonsumsi daging sapi. Mulai sejak itulah segala sajian yang semula menggunakan daging sapi diganti dengan daging kerbau. Kebiasaan itu terbawa hingga sekarang, bukti bahwa toleransi beragama telah diajarkan oleh para pemuka agama sejak zaman dulu.


Opor Panggang Sunggingan Kudus
Nasi Opor Panggang

Opor Ayam Panggang atau Opor Bakar Kudus merupakan salah satu pilihan sarapan di Kudus yang tidak boleh dilewatkan. Kuliner yang satu ini bisa dijumpai di Jl. Niti Semito no.9 dengan porsi yang kecil namun cukup mengenyangkan. Terlebih dahulu penjualnya akan mengiris daging ayam yang sudah dipanggang dengan kondisi kulit luarnya tampak sedikit gosong.

Irisan daging itu disajikan bersama nasi putih hangat dengan lauk tambahan berupa sambel goreng tahu. Terakhir diberi guyuran kuah opor yang sudah mengental seperti areh. Suru atau lipatan daun pisang digunakan sebagai sendoknya. Gurih santan campur manisnya daging ayam panggang berpadu dengan pedasnya sambel goreng tahu. Kurang nikmat apa lagi?


Lentog Tanjung yang berbahan dasar nangka muda atau gori yang satu ini berbeda dengan gudeg. Nangka mudanya dicacah lembut kemudian dimasak dengan santan, cabai dan bumbu yang lain. Sajiannya tidak menggunakan nasi putih seperti sarapan pada umumnya, mereka mengantinya dengan lentog atau lontong. Lentog adalah lontong berukuran besar dengan diameter lebih lebar daripada lontong pada umumnya.

Lentog dilengkapi lauk lodeh tahu dan sambal jika menginginkan rasa lebih pedas. Sajian ini banyak dijumpai di sepanjang Jalan R. Agil Kusumadya (sekitar Wisma Haji) dan kompleks Tanjung Karang yang mulai dijajakan dari jam 6 hingga pukul 10 pagi saja. Dengan alasan awal berkembangnya di daerah Tanjung Karang, makanan ini lalu dikenal dengan nama Lentog Tanjung.

Harganya murah meriah, mulai dari Rp3.500 saja untuk per porsinya. Pilihan sarapan bersantan ini sering dihindari sebagian besar pejalan dengan alasan takut perut mules setelah makan olahan gori di pagi hari, tapi jangan nyesel kalau dipameri betapa lezatnya makan pagi khas Kudus yang simple dan menyegarkan ini, ya? 😉


Berulang kali ke Kudus, pilihan makan siang saya selalu jatuh pada Nasi Pindang Kudus yang hits banget di Taman Bojana. Terakhir kali ke sana bersama kawan dari kantor lama tempat saya pernah bekerja, Nur, Septi dan Danny. Mereka terlihat sangat menikmati hangatnya kuah pindang resep Pak H. Sulichan, begitu pula dengan saya.

Ada dua pilihan pindang yang ditawarkan di sana, Pindang Ayam atau Pindang Kerbau. Sekilas mirip dengan rawon ala Jawa Timur karena warna kuahnya yang kehitaman. Kemiri, ketumbar, jahe, kencur yang sudah dihaluskan menambah rasa kaldu Pindang Kudus. Tak ketinggalan dibubuhi daun melinjo dan tentunya irisan daging kerbau yang sudah dimasak sampai tekstur dagingnya lembut.


Di kompleks yang sama (Taman Bojana di Simpang Tujuh Kudus) saya juga mencoba kuliner andalan Kudus yang bernama Tahu Telor. Sebenarnya Tahu Telor dan Tahu Gimbal merupakan pilihan makan malam hingga tengah malam yang banyak dijual di sepanjang Jalan Sunan Kudus, tapi saya lebih sreg memakannya pada siang hari sebagai cemilan karena isinya yang tidak terlalu berat.

Penjualnya mencampur adonan tahu yang sudah dihancurkan terlebih dahulu kemudian mencampurnya dengan kocokan telur dan mengorengnya dengan minyak goreng di atas wajan panas. Kuah kecapnya sudah diberi lumatan cabai dan kacang tanah goreng. Jika memesan Tahu Gimbal maka yang keluar kurang lebih sama, perbedaannya hanya tambahan gimbal atau peyek udang sebutan warga Kudus.


Selanjutnya pilihan makan malam di Kudus ada banyak pilihan, sampai perut ini begah dan nggak bisa menolak semua tawaran yang ada. Hehehe. Garang Asem yang pernah saya santap di salah satu warung Garang Asem di Jalan Agil Kusumadya punya porsi yang sangat mengenyangkan untuk satu orang. Menyesal tidak membagi satu porsinya menjadi dua bersama kawan yang lain.

Harganya mulai dari Rp20.000 per bungkus. Garang Asem khas Jawa Tengah ini terdiri dari potongan daging ayam yang dikukus bersama irisan tomat, belimbing wuluh, cabai merah, diberi kuah kaldu yang gurih itu dibungkus rapi di dalam daun pisang.

Malam belum usai! Cemilan di penghujung hari bisa didapat dengan mudah di sebelah GOR Kudus di mana bertebaran warung-warung yang menjual jagung bakar dengan lauk tambahan yang terdengar tidak biasa. Dengan letak yang tidak jauh dari GOR Wergu Kudus membuat kompleks ini dipenuhi anak-anak muda yang nongkrong sambil kongko.

Baru kali itu saya mencobanya karena rekomendasi dari Danny yang domisili Kudus. Hanya mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya, memesan satu bonggol jagung yang diserut lalu ditambah potongan bakwan jagung, kerupuk, sate usus dan guyuran saus lelehan mentega pedas. Sebenarnya Jagung Bakar GOR Kudus ini bisa masuk kategori bukan cemilan, tapi makanan cukup berat! >.<


Last but not least. Kota Kudus masih punya kuliner berbahan dasar daging kerbau yang wajib dicicipi. Sebuah warung yang terletak di sebelah Masjid Kudus selalu terlihat ramai usai maghrib. Asap yang mengepul di luar tenda sederhananya tercium sangat harum, bikin naga di dalam perut berontak! Sate Kerbau Menara adalah tempat makan yang boleh dibilang populer bagi pemburu sate kebo atau sate kerbau. Dengan kematangan daging yang pas ditambah saus kacang yang sudah dicampur dengan parutan kelapa bakar atau serundeng beneran bikin goyang lidah.

Di warung yang lain, Jalan Kepodang atau sering disebut Gang Tiga mempunyai Sate Kebo yang sama enaknya. Selain itu mereka juga menyajikan Sop Kerbau dengan kuah bening yang cocok jika dimakan bersama dengan sate dan sambal kacangnya. Satu piring isi sepuluh tusuk sate daging kerbau ini punya harga mulai dari Rp25.000 saja. Nggak mahal untuk sekelas sate kaki lima rasa hotel berbintang! 😉

Tentu cita rasa makanan yang saya sebutkan berdasarkan pengalaman pribadi yang mungkin dirasa kurang enak atau enaknya kebangetan, semua kembali ke selera lidah masing-masing individu. Pastinya masih ada kuliner lain di Kudus yang terlewat dan belum saya cantumkan di atas. Kalau ada pilihan makanan yang khas dan uenak di sana, bolehlah bantu ditambahkan lewat kolom komentar. Salam kuliner! 😉

49 Comments Add yours

  1. Di Kudus banyak kebo ya, banyak kuliner kudus yang dari kebo…. semuanya bikin ngiler….

    1. Daging di tiap masakannya didominasi daging kebo hehehe. Konon kebo lebih bergizi daripada sapi. Sayang kemarin belum ketemu olahan susu kebo, pnasaran rasanya lebih enak dari susu sapi perah atau nggak. 😀

  2. hahaha cocok nih, baru aja mau susur kudus nyobain kulinernya, khususny yang berbu kebo-keboan 😀

    1. Siapkan ruang yang cukup untuk perut agar bisa cicip semua kuliner berbahan baku daging kebo di sana. Eh betul akan berburu kebo-keboan, bukan cabe-cabean, kan? 😛

  3. Aji Sukma says:

    Mau semuanyaaaaaaaaaa… *maruk 😀 😀 😀

    1. Nda apa kok comot semuanya, tapi … lirik perut 😀 😀

  4. Hendi Setiyanto says:

    ati2 ntar siluman kerbaunya sun go kong ngamuk loh hehehe.
    pantesan lemu lha mangane akeh hahaha

    1. Dulu nggak begitu napsu cicip ragam kuliner di suatu daerah, tapi dipikir ulang rugi juga nggak cicip ini, nggak cicip itu. Jadi hasil akhirnya beginilah, risikonya perut buncit yang tak kunjung kempes. Huahahaha. Bagi resep mengecilkan perut donk… 😀

    2. Hendi Setiyanto says:

      Aku pun dlm fase2 yg gampang laper ini. …. mlm2 perut kemriwik 😂😂😂

    3. Dan mie instan menggoda dari jauh, melambaikan bungkusnya dari dapur 😛

    4. Hendi Setiyanto says:

      maksudnya dari dapurmu, Lim?

  5. Rudi Chandra says:

    Makanannya bikin ngiler semua.
    Pengen nyobain semuanya.
    #rakus hahahaha

    1. Hahaha ntar pesannya satu piring jenis makanan di satu tempat lalu dibagi berdua atau lebih biar perut nggak cepat kenyang dan bisa makan semua kuliner di Kudus. 😉

  6. virmansyah says:

    penasaran sama sate kebonya 😮 hmm tapi nggak tega kalau mau makan :v geli…

    1. Sate Kebonya enak loh, Di. Nyesel yen gak makan itu pas di Kudus. Bayangne wae lagi pesen sate daging sapi biar nggak geli. 😀

  7. Tetep kuliner yang berhubungan dengan kerbau kudu dicicipi kalau di Kudus. Enak banget hahahahha

    1. Kuliner aslinya Kudus ya olahan daging kerbau hehehe. Harus pake banget cicip salah satu atau semua jenis masakan yang pakai daging kerbau kalau sedang piknik ke Kudus. 😀

  8. Oky Maulana says:

    Wah, udah lama banget mau kulineran ke Kudus, postigan ini bisa jadi acuan, deh 😀

    1. Semoga ulasan ini bermanfaat, Oky. Alamat kuliner di Kudus yang kucantumkan di atas kuharap bisa mempermudah mencarinya lewat gadget atau GPS (Gunakan Penduduk Setempat). 😉

  9. winnymarlina says:

    penasaran dengan lentog tanjung

    1. Lentog Tanjung cuma ada di Kudus, Win. Kalo yang lain mungkin bisa dijumpai kw-nya di beberapa kota hehehe.

  10. Dita says:

    lagi detoks dan baca ini, bener-bener bikin pengen banting laptop *tapi jangan deh belom lunas* 😛

    aku ngiler liat opor ayam-nya…karena gak doyan daging, apalagi daging kerbau :/
    tapi penasaran deh sama pindangnya….mungkin kalo ke sana nyobain yang ayam aja ya

    1. Serius nggak doyan daging, kak? Tapi anuhh ayam kan daging juga 😛
      Kuah pindang ayamnya maknyus juga, bisa banget itu dicoba. Jangan lupa ditambah kriuk-kriuk rambak kulit kebo. Kalau rambak kulit masih doyan, kan? Krispi kriuk gimana gitu loh rasanya. 😀

  11. kemas rayhan says:

    Hidangan utama di kudus hebat,hmm….

    1. Kuliner di Kudus beragam dan nikmat semua, aman di dompet pula. 🙂

  12. Avant Garde says:

    opor panggangnya kayaknya juara, apalagi arehnya kayak nasi liwet gitu, pake areh/kumut 🙂

    1. Porsi nasinya Opor Pangang sedikit, menyesuaikan perut untuk sarapan. Areh atau kumutnya yang gurih bikin tambah napsu makan, mas. Jadi makan satu piring rasanya kurang e. Hahaha

  13. andinormas says:

    Langsung laper habis baca ini

    1. Hahaha. Langsung tancap gas beli makanan khas Kudus, maz Andi. 😉

  14. clara agustin niawati says:

    Jadi laper, dari harganya gimana?

    1. Harganya bersahabat kok, standar warungan. Beberapa sudah saya sebutkan harganya di atas, yang lainnya silakan datang dan cicip sendiri di tempatnya langsung. 😀

  15. Avant Garde says:

    kalo porsinya banyak takut yg beli mbededeg mas soale gurih semua hehehe…

  16. Duh, mung soto kebone thok sing wes tahu 😦

    1. Kui artine kudu budal maneh nde Kudus, Qy. 😀 😀

  17. Gustyanita Pratiwi says:

    Baru dengar yang namanya opor panggang aku, kayaknya kental dan legit huaa

    1. Nasi Opor Panggang merupakan sarapan khas Kudus, jadi kudu pagi hari menyempatkan diri berburu kuliner yang satu ini. Soalnya kalau siang sudah habis. 🙂

  18. Olahan daging kerbaunya menarik semua, mas. Tulisannya informatif, jadi pengen eksplor Kudus juga 😀

    1. Kudus merupakan kabupaten di Jawa Tengah yang menurutku menarik untuk dieksplorasi lebih dari satu hari, baik di tengah kota maupun potensi alamnya di pinggir kota. 🙂

    2. Cukup kalau hanya fokus dengan kuliner di kota dan sedikit wisata alam di lereng Gunung Muria. Kalau mau eksplor air terjun-air terjunnya sih kudu 3 hari hahaha.

    3. Kebetulan aku bukan ancur juga sih, alias anak curug. Berarti cukup deh. Suwun, mas 😁

  19. Itu ada soto kerbau gimana rasanya ya? Hihi.. Duh garang asem makan di Kudus langsung pasti rasanya lebih seger ya.. *lap iler* XD

    1. Olahan daging kerbau di soto kerbau Kudus punya tekstur nggak ulet. Kuahnya juga pas, nggak terlalu banyak rempah seperti soto di Jawa Timur. Wajib banget coba kuliner yang satu itu. 😀

  20. wah banyak kuliner enak ya di kudus, seumur-umur belum pernah makan daging kerbau jadi pengen nyobain soto kerbau 😦

    1. Sempetin makan makanan dengan olahan daging kerbau kalau liburan ke Kudus, Budi. Dijamin puassss hahaha

  21. Ranny says:

    Naksir sama nasi pindang yang ayam, ngiler ih. Tapi, penasaran juga ya sama sate kerbau, gmana rasanya, selama ini hanya daging sapi dan ayam saja dimakan. :d

    1. Olahan daging kerbau enakkk banget. Wajiblah cicip itu kalau liburan ke Kudus. 😀

  22. gus bolang says:

    wahhhh patut d coba ,,, seperti apa rasa daging kerbau ini …..

    1. Enak banget sate kerbaunya, apalagi dipadukan dengan Sop Kerbau yang punya kuah kaldu yang pas di lidah. 😀

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.