Kabut Surga CIWIDEY

Suatu hari saya terkagum-kagum melihat video music Shanty yang pengambilan gambarnya disyut sedemikian bagusnya, seakan melayang bak bidadari diantara danau berkabut, amazing! Mulailah browsing koran, majalah yang menceritakan tempat indah tersebut. Bukan browsing google loh, karena waktu itu masih gaptek. Aha! Akhirnya ketemu juga nama tempat itu adalah Kawah Putih Ciwidey…ehm..tapi dimana ya?

Tahun 2007 dari Jakarta bersama tiga orang teman mencoba survey ke Ciwidey. Merasa lokasi tersebut dekat dari Bandung, menujulah kita ke sana.
Sesampainya di Bandung kami bertanya ke penjual gorengan di pinggir jalan “Kalau mau ke Ciwidey, arah mana ya,pak?”  “Oh, jalan ini lurus aja, ketemu perempatan besar belok kanan ya.” jawab si penjual dengan logat Sunda nya. “Makasih,pak”, tiba-tiba teman saya menyela “Eh sebentar-sebentar…masa kita nanya-nanya doank? Sungkan kan kalo gak beli sesuatu dari dia?”. Akhirnya belilah pisang goreng+tahu goreng buat camilan di jalan.
Merasa tidak yakin di jalan yang benar, teman saya bertanya lagi, kali ini ketemu penjaga toko kelontong di pinggir jalan. “Ke Ciwidey arah mana ya,bu?” ,”Ciwidey? Mau lihat apa disana?” “Mau lihat Kawah putih”. Setelah diberi kepastian arah jalan oleh ibu tadi, teman saya berbisik kecil “Kamu mau beli sesuatu gak? Sungkan lagi gak beli sesuatu setelah nanya-nanya.”, aku dan temanku yang lain langsung tertawa terbahak-bahak.

Kurang lebih 2jam perjalanan, akhirnya sampai di kawasan Ciwidey yang ternyata banyak terdapat perkebunan strawberry disana. Sisi kiri terlihat pemandangan kebun strawberry yang luas, sisi kanan terlihat pemandangan jurang..hiii…. Jalanan waktu itu masih sangat jelek, ruas jalan hanya cukup untuk 2mobil saja, jadi jangan berharap bisa nyalip.
Sampailah di pintu gerbang masuk kawah, saya membayar tiket masuk waktu itu 7.000 rupiah per orang.

Setelah melihat langsung kawah putih ini, bener-bener tidak bisa berkata apa-apa lagi…. Tidak cukup hanya indah saja, tapi sangatlah sangat indah. Amazing! Walau di jam-jam tertentu asap belerang kadang mengeluarkan bau menyengat, kami tetap bertahan sampai matahari hampir terbenam. Setelah matahari terbenam kawah putih tidak boleh dikunjungi orang lagi, karena asap belerang lebih aktif malam hari.

10 Comments Add yours

  1. BaRTZap says:

    Aku dong orang Jawa Barat yang belum nyampe ke Kawah Putih 🙂 *senyum malu*

    1. What?? Serius? Why… why?

    2. BaRTZap says:

      Nah itu dia, aku juga belum bisa jawab hehehe

  2. Hendi Setiyanto says:

    Apa ini tulisan pertamamu di blog ini?

    1. Tulisan awal hahaha. Bahasane mawut amburadul ya. Jadi isin 😀

    2. Hendi Setiyanto says:

      Ora lah, tetep ana ciri khas e mas Halim, mung ana rumus “Dikeloni di kamar” hahaha

    3. hahaha masih ada kesalahan-kesalahan “di” di beberapa artkel lama. Berjalannya waktu jadi belajar menulis dengan baik 😀

    4. Hendi Setiyanto says:

      Setuju..setuju..mendingan lah kalau belajar dari kesalahan sendiri macam tulisanku hingga saat ini hehehe

  3. Gara says:

    Gimana kalau kita adain jalan-jalan ke Kawah Putih, ajakin Mas Bart juga… soalnya saya juga belum pernah ke Kawah Putih, dan Mas Halim tak keberatan kan kalau kita jadikan pemandu? :hehe. Menurut saya sekali seumur hidup wajib sih ke Kawah Putih ini… mesti ke sana niiih.
    Tulisan pertama memang selalu berkesan!

    1. Tata bahasa amburadul, nggak jelas nulis apa itulah kesan tulisan pertama hahaha. Bolehhh nih bareng-bareng ke Kawah Putih. Ntar colek Bartian 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.