Nostalgia Wiro Sableng di Gunung Sepikul

Siapa pernah bermimpi punya kekuatan super? Terbang seperti Superman, pandai merayap seperti Spiderman, atau ingin punya gen mutan seperti anak-anak didik Profesor X di komik X-Men? Ada beragam karakter pahlawan super penegak keadilan yang pernah kita baca di buku komik, novel, maupun film kartun dan live action yang ditonton di layar kaca dan layar lebar.

Jauh sebelum saya mengidolakan superhero Deadpool dan si botak Saitama, masa kecil saya pernah dibayangi oleh salah satu pahlawan super dalam negeri bernama Wiro Sableng. Seperti nama yang disematkan oleh pencipta tokoh fiksi tersebut, kesablengan atau kegilaannya dalam bertindak membuat Wiro Sableng punya ciri yang khas serta selalu mengundang tawa para pembaca novel dan penonton sinetronnya.

Siang itu ketika memasuki kawasan obyek wisata alam Batu Seribu, hamparan hutan pohon jati menjadi teman perjalanan saya. Dari gerbang masuknya, sepeda motor yang saya kendarai harus melaju lagi sekitar tiga kilometer menuju puncaknya. Medan jalan belum beraspal mulus, banyak lubang di tengah jalan. Ruas jalannya juga tidak terlalu lebar, sehingga ada kalanya dua mobil yang bersimpangan mesti mengalah supaya salah satunya bisa lewat.

Bukan tanpa sebab saya sengaja bertandang ke Wisata Alam Batu Seribu yang terletak di Desa Gentan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Ada yang mengatakan bahwa di sana pernah dijadikan tempat syuting sinetron Wiro Sableng. Betulkah? Sesampainya di atas, saya hanya melihat goa buatan berbentuk naga kadal raksasa sebagai penyambut tempat rekreasi keluarga yang sudah beroperasi sejak tahun ’90-an itu.

Hutan buatan yang ditanami pohon jati dan tumbuhan lainnya di sana kurang begitu memikat. Meskipun sudah diresmikan sejak 1993, bahkan difasilitasi warung makan-warung makan dan area parkir yang memadai, pengunjungnya hanya berpusat pada sebuah kolam renang dengan air biru jernih di antara pepohonan yang tengah meranggas. Warga sekitar menamainya Sumber Pacinan, sumber mata air yang tidak pernah kering saat kemarau panjang datang.

Selain air dari Sumber Pacinan yang difungsikan sebagai kolam renang dan sesekali digunakan sebagai tempat untuk padusan jelang bulan puasa Ramadan, tidak ada banyak hal yang bisa dibanggakan. Playground-nya sudah usang, gardu pandang yang kumuh dan kurang terurus, semua menjadi PR yang seharusnya dipikirkan oleh pemda Sukoharjo selaku pengelolanya. Herannya siang itu banyak terlihat beberapa pasangan muda-mudi mojok di balik pohon. Mungkin tiket masuk murah dan lokasi yang nggak bikin gerah jadi alasan banyak yang ingin memadu kasih di sana. 😛

gunung api purba Sukoharjo
bentangan bukit kapur di Sukoharjo

Merasa belum menemukan salah satu bekas lokasi syuting sinetron Wiro Sableng seperti yang digembar-gemborkan oleh media online, saya pun melanjutkan perjalanan menuju obyek wisata tak jauh dari sana. Sepeda motor pun melaju ke arah gerbang masuk Gunung Sepikul. Sesaat saya sadari bahwa persawahan yang saya lewati sangat fotogenik di mata kamera. Endapan material vulkanik, bukit gamping (limestone) yang mengerucut elok memberi warna kehidupan sebuah desa yang awalnya terlihat biasa-biasa saja.

Siapa sangka di desa-desa perbatasan antara Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Wonogiri diberkahi pemandangan dan obyek wisata yang sebenarnya tidak beda jauh dengan kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran yang terletak di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wajar saja karena mereka merupakan bagian dari gugusan karst Pegunungan Sewu yang terbentang dari Kabupaten Gunung Kidul di DIY hingga Kabupaten Tulungagung di Jawa Timur.

Anak zaman dulu mana paham dengan aksi membuat viral secara instan sebuah tempat bagus yang berseliweran di layar kaca. Beda dengan anak zaman sekarang yang selalu punya semangat juang mencari lokasi bagus dan indah untuk berswafoto. Dulu saya merasa biasa saja ketika melihat tempat syuting sinetron Wiro Sableng yang pernah tayang di RCTI mulai tahun 1995 hingga awal tahun 2000-an tersebut. Lucunya sekarang malah jadi penasaran dan ingin melihat bekas lokasinya. Yah hitung hitung nostalgia. 😀

Sebenarnya terbilang dekat dan mudah menuju Gunung Sepikul maupun kawasan Wisata Alam Batu Seribu. Jarak tempuhnya sekitar 30 kilometer saja dari Kota Solo. Akses menuju Gunung Sepikul yang terletak di Dukuh Gunung Lor, Tiyaran, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo sudah tertata dan memungkinkan sepeda motor dan mobil masuk sampai tempat parkir obyek wisata. Googlemaps pun mampu mendeteksi lokasi pas mereka. Lalu ada apa di Gunung Sepikul?

Usai membayar karcis parkir sebesar dua ribu rupiah untuk sepeda motor (Rp5000 untuk parkir roda empat), saya segera beranjak menapaki bebatuan purba Gunung Sepikul. Kemiringan medan sekitar 40 derajat sampai 60 derajat. Walaupun sudah tersedia jalur pendakian yang disusun oleh karang taruna setempat, material endapan vulkanik andesit di sana tidak terlalu ramah terhadap kaki. Jadi usahakan jangan sampai salah pakai jenis alas kaki saat akan mendaki.

Jika pernah mendaki Nglanggeran, tanjakan demi tanjakan yang harus dilalui di Gunung Sepikul tidak seberat dan setinggi gunung api purba di Gunung Kidul tersebut. Lalu hampir senada dengan jalur trekking di Nglanggrean, warga sekitar Gunung Sepikul memberi nama bagi batu-batu berukuran besar dan berbentuk tidak biasa, sebut saja Watu Jaran, Watu Kandang, dan Watu Tumpuk. Sayang belum ada papan-papan peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya dan beberapa tong sampah yang sengaja ditempatkan di beberapa titik untuk mendisiplinkan pengunjung yang belum menganggap kebersihan adalah bagian dari iman.

Lepas dari sejarah geologinya, terbentuknya Gunung Sepikul sering dikaitkan dengan legenda Roro Jonggrang oleh penduduk sekitar. Ada yang mengatakan bahwa Gunung Sepikul merupakan salah satu batu yang dipikul oleh para jin ketika hendak membangun 1000 candi. Di mana para jin suruhan Bandung Bondowoso yang terkecoh tipu muslihat Roro Jonggrang berhenti membangun candi setelah mendengar suara pertanda matahari terbit. Hanya 999 candi saja yang berhasil didirikan para jin. Sementara batu terakhir yang belum tiba di Prambanan dijatuhkan oleh mereka dan di situlah kemudian berdiri tegak bukit yang dikenal dengan nama Gunung Sepikul.

Gunung Sepikul
view dari Gunung Sepikul

Mendaki sebuah bukit ketika siang hari memang tidaklah gampang. Kaos yang saya kenakan basah oleh peluh. Sesekali saya harus merangkaki bebatuan karena keterbatasan alat bantu di sepanjang jalur pendakian. Menahan haus karena lupa membeli air mineral di warung seberang tempat parkir. Namun, di balik perjuangan keras menuju puncak, selalu ada pencapaian yang tidak mengecewakan. Saya percaya panorama yang disuguhkan di atas punya daya tarik dan kekhasan sendiri.

Sesampainya di Watu Tumpuk atau titik tertinggi dari Sepikul, pemandangan bentangan karst sungguh tampak begitu memukau. Petak-petak sawah berbaring di sisi kanan dan kirinya. Tak disangka bahwa hamparan yang membius mata itu tidak dikenali banyak orang sebelumnya. Panorama yang ditawarkan oleh Gunung Sepikul mulai ramai wisatawan sejak tahun 2016. Artinya, Gunung Sepikul baru populer setahun setelah Pegunungan Sewu diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari jaringan geopark dunia tahun 2015.

Saya sudah tidak ingat di mana persisnya lokasi sinetron Wiro Sableng yang diperankan oleh Ken Ken atau Herning Sukendro pernah memperagakan gerakan dan kekuatan sakti si pendekar sableng. Mungkin hanya pada satu satu atau dua episode saja jagoan bersenjata Kapak Maut Naga Geni berukir angka 212 itu mengadakan olah adegan di kawasan Gunung Sepikul. Yang jelas, tokoh rekaan yang diciptakan oleh Bastian Tito selaku penulis novelnya telah mewarnai masa bahagia saya sebagai anak generasi ’90-an.

Cheers. 😉

37 Comments Add yours

  1. dwisusantii says:

    Uhuy generasi 90n kenalnya Wirosableng 212. Tak sabar nonton filmnya diputer.
    Kalau zaman sekarang 212 diartikan bedaaa *eh

    Aku pernah melihat gunung Sepikul sekilas di tab eksplor instagram, dan duluu aku kira juga deket Gunung Api Purba Nglanggeran. Hihihi. Dolanku kurang adoh.
    Sik sik, serius mas kamu trekkingnya lupa ga beli air mineral? *bayangin aja wes ngos-ngosan

    1. Ngaku aja mbak Dwi juga pernah jadi penggemarnya Ken Ken kan? Sempat beli posternya Wiro Sableng nggak? Haha.

      Medan Gunung Sepikul nggak seberat Nglanggeran, tapi ya lumayan capek apalagi kelupaan bawa air mineral hiks. Mbak Dwi mesti main ke sini ama mas bojo deh. Yuk cus. 😉

      Sik sik arti 212 kids zaman now opo ya? Jadi pnasaran hahaha.

  2. Wah lanskapnya emang cocok banget buat film silat bersetting jaman dulu. Dan itu sayang banget di batunya ada coret-coretan =(

    1. Jadi ngebayangin adegan Saur Sepuh kan? Hehehe. Sebagian besar lokasi syuting sinetron Wiro Sableng di Wonogiri dan Sukoharjo termasuk Gunung Sepikul ini. Syahdu banget bentangan alamnya.

  3. Hendi Setiyanto says:

    kalau ga di episode 2 ya yang episode pendekar pemetik bunga, kayaknya sih…

    1. Wohooo apal nih. Masih ada rekamannya di youtube nggak? Jadi ingin tahu lokasi pastinya biar bisa balik ke sana trus foto ala ala pake kostum Wiro Sableng KW. 😀

  4. Lihat film Wiro Sableng gak fokus ke tempatnya tapi lebih pada gaya aktornya

    1. Bener nih, pemain sinetron zaman dulu lebih menonjolkan akting dan gaya silat mereka. Pemain Wiro Sableng aja terbilang nggak tampan banget dan nggak berbadan ramping seperti bintang film muda zaman sekarang. 😀

  5. Harusnya di ana bawa replika kapak geni 212 koh, biar pas hahahahah.
    Itu batunya banyak yang nyoret ya? Duh gusti ..

    1. Lupa bawa piranti syutingku hahaha. Lain waktu ke sana lagi ah diniatin foto pakai baju silat. 😛
      Vandalisme di bebatuan Gunung Sepikul masih belum teratasi. Mudah-mudahan ke depan ada tindakan tegas buat menghukum para tangan jahil yang merusak alam.

  6. Aku banget itu dulu pengen punya kemampuan kayak Wiro Sableng. Wkwkwkw
    Jurus Kapak Naga Geni 212 sama Kunyuk Melempar Buah. Sampe apaaall.

    Eh iya juga ya, dulu dipake syuting tapi kayaknya kok biasa aja. Sekarang jepret, upload, jadi hits deh.

    1. Hahaha apal banget jeneng jurus-juruse Wiro Sableng. Favoritku pukulan angin puyuh wae ben sangar koyo Storm X-Men. 😀 😀

  7. uni dzalika says:

    belum penah ke sana ih mau kapan-kapan main ke sana

    1. Bukitnya punya panorama yang cocok untuk foto-foto. Mau menenangkan jiwa juga bisa. Namun, jangan lupa bawa pulang sampah yang dibawa dari bawah ya. 😉

  8. Coba berkunjung pas sore gan..
    Sunset di sini keren banget hlo…

    1. Noted. Terima kasih informasinya, Angga. Kalau ada rencana naik ke Gunung Sepikul lagi akan coba datang jelang sunset biar dapat momen bagus matahari tenggelamnya. 😀

    2. Coba cari postingan di rumah saia yg ttg Gunung Sepikul juga ms..
      Biar makin semangat.. hehe

  9. Endah Kurnia Wirawati says:

    ahhh suka banget dengan wiro sableng.. krn nama saya ada wiranya jugaa. *nggak nyambung* wkwkwkwk
    tapi emang dulu nonton serialnya selalu tak pernah lewat.

    btw, sepikul keren juga yaa. setidaknya dia blm serame Nglanggeran jadi lebih asyik buat dijelajahi

    1. Hahaha mbak Endah mesti main ke Gunung Sepikul. Banyak titik menarik untuk berfoto. Kalau mau merenung di puncak Gunung Sepikul sembari menunggu matahari terbenam juga boleh, pemandangannya nggak mengecewakan loh. 🙂

  10. Cerita Wiro Sableng, jadi inget pas jaman kecil 😀

    1. Setelah sinetron Wiro Sableng booming, souvenir kapak 212 dan ikat ala alanya banyak beredar di pasaran. Generasi 90’an memang salah satu masa yang bikin bahagia hehehe.

  11. Avant Garde says:

    belum begitu terekspose ya mas? masih asri pemandangannya

    1. Petunjuknya belum terpampang dengan jelas di jalan provinsi sehingga banyak yang belum ngeh ada obyek sebagus ini di Sukoharjo. Perlu promosi biar terkenal. Eh tapi yen wes terkenal trus terlalu rame ya jadi gak nyaman. Dilema. 😀

    2. Avant Garde says:

      Yup, aku baru tau baca dr postingan ini 😀 sukoharjo wonogiri byk belum tereksplore ya mas

  12. Wah menarik nih menemukan tempat-tempat yang baru. Selalu ada keseruan dalam proses pencarian dan kebahagiaan tersendiri.

    1. Gunung Sepikul dulu belum dikelola dengan baik jadi nggak banyak yang tahu. Sekarang muda-mudi karang taruna mulai bergerak dalam pembenahan dan promosi sehingga tempat jadi lebih wow. Yuk main ke sini, kak. 🙂

  13. andinormas says:

    saya kira awalnya tempat syuting wiro sableng yang versi Vino Bastian.. hehehe…
    bagus juga ya pemandangannya…

    1. Biar penasaran mas, padahal judulnya sudah ada nostalgia yang menjawab bahwa penulisnya sedang terjebak nostalgia hahaha.
      Gunung Sepikul jadi next primadona wisata di Sukoharjo. Semoga saja diiringi dengan kebersihan yang semakin terjaga. 🙂

  14. Heriand.com says:

    Ini tempatnya keren banget! Jadi inget pas nonton Wiro Sableng di gunung ini, hehehe.

    1. Puncaknya punya spot-spot asyik buat berfoto ria loh. Kalau main ke Solo wajib kemari, trus jangan lupa main sekalian ke umbul-umbul di dekat sana, Her. Ntar kutemani jalan deh. 😀

  15. Himawan Sant says:

    Sebenarnya bukit ini potensial dikembangin buat lokasi wisata .. lansekapnya keren.
    Tapi kenapa ya wisata disana kurang maksimal ?

    1. Kurangnya strategi pemasaran dan akses menuju lokasi yanug masih belum beraspal mulus sering jadi kendala banyak obyek wisata bagus di Indonesia terbilang sepi wisatawan. Ramainya justru obyek wisata tematik yang instan saja seperti kampung yang dicat norak warna-warni, tapi kurang mengedepankan kearifan lokal. Mari kita coba benarkan human eror ini, mas. 🙂

  16. Satya Winnie says:

    Aku belum nonton film Wiro Sableng kemarin. Hiks. Tapi memang bagus ya tempatnya? Moga2 terjaga bersih terus dan wisatawannya bertambah…

    1. Gunung Sepikul pernah jadi tempat syuting Wiro Sableng versi sinetron yang sempat hits tahun 90-an, Win. Tempatnya cakep banget. Kalau main ke Solo atau Klaten mesti sempetin mlipir ke sini deh, ntar kutemani. 😀

  17. Albert Hartono says:

    Haha..iki lak mrono bareng aku

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.