Uniknya Festival Seribu Piring Nasi Goreng Desa Wonopringgo

Ketika pertama kali mendengar nama Desa Wonopringgo, tak pernah tebersit dalam pikiran jika desa tersebut memiliki olahan nasi goreng yang lezat. Bahkan pada Sabtu, 19 Agustus 2017 lalu, desa yang terletak di Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah membagikan seribu piring nasi goreng secara gratis!

Siapa sih yang nggak suka makan nasi goreng? Pastinya lidah orang Indonesia sudah terbiasa dengan menu tersebut. Nasi goreng telah menjadi menu andalan sarapan di rumah, maupun warung makan yang tersebar di Indonesia. Lalu semeriah apa Festival 1000 Piring Nasi Goreng yang digelar di Desa Wonopringgo?

Jajaran meja-meja kayu diletakkan mengelilingi Balai Desa Wonopringgo siang itu. Jalan di depannya ditutup sampai festival yang akan berlangsung mulai pukul 19.30 selesai. Sementara di dalam Gedung Serba Guna Pringgodani tampak puluhan ibu-ibu mulai menata satu-persatu piring dan isinya. Ratusan piring plastik siap diisi oleh nasi goreng yang telah dimasak dari tempatnya masing-masing.

Mereka memiliki tugas sendiri agar seribu piring nasi goreng tertata dan selesai sebelum acara dimulai. Saat saya masuk ke dalam gedung, tangan ibu-ibu di sana terlihat cekat dengan aktivitasnya. Salah satu mengambil nasi goreng dari bakul, mencetaknya, lalu menaruhnya di atas piring. Di sebelahnya bertugas memberi pelengkap nasi goreng seperti suwiran daging ayam, acar, dan kerupuk. Di sisi lain, ada yang membungkus piring yang sudah terisi dengan plastic wrap.

Bukan tanpa sebab Desa Wonopringgo mengangkat nasi goreng sebagai produk unggulan desa yang hendak diperkenalkan secara luas. Pak Slamet Haryanto selaku Kepala Desa Wonopringgo menjelaskan bahwa dari 500-an rumah yang tersebar di Desa Wonopringgo, ada sekitar 100-an rumah yang penghuninya berprofesi sebagai penjual nasi goreng.

Mereka tidak hanya membuka warungnya di sepanjang jalan Kota Pekalongan menuju Kajen saja, melainkan sudah merambah hingga luar Pekalongan Raya. Bahkan warga yang tengah merantau ke Batang, Bandung dan Jakarta ada yang membuka warung nasi goreng di sana. Pramusaji yang membantu juru masak di warungnya pun datang dari Desa Wonopriggo.

Pak Basari yang berjualan di sebelah pom bensin Paesan, Pak Geger dengan warungnya di depan SMPN 1 Kajen, lalu Mas No berjualan di Jalan Urip Sumoharjo Kradenan, Pak Thamrin dari warung nasi goreng di depan Stasiun Pekalongan, Nasgor Bu Sri yang punya warung di 0 KM Kajen, dan Mahfud yang berjualan di daerah Jakarta Kota. Mereka adalah sedikit nama dari 50 penjual nasi goreng yang ikut serta dalam Festival 1000 Piring Nasi Goreng di Desa Wonopringgo.

Masing-masing penjual nasi goreng memberikan minimal lima porsi nasi gorengnya untuk memeriahkan festival. Perlu diketahui satu porsi nasi goreng masakan penjual asal Desa Wonopringgo punya porsi yang lumayan banyak. Sebagian besar dari mereka sudah memasak lebih dari sepuluh porsi. Namun, akan jauh dari hitungan seribu piring jika tidak ada dukungan dari warga desa yang lain.

Maka dari itu, untuk memenuhi target seribu piring nasi goreng, masing-masing perwakilan dari sepuluh RT yang tersebar di desa juga dimintai dukungannya supaya menyumbang olahan nasi goreng buatan mereka. Kekompakan mereka menjadi faktor penting akan terwujudnya julukan Kampung Nasi Goreng pada Desa Wonopringgo kelak seperti yang diharapkan oleh kepala desa.

Web Desa Wonopringgo –> http://www.desawonopringgo.com

Hasilnya malam itu total nasi goreng yang keluar dari dapur tersaji lebih dari seribu piring ketika acara berlangsung. Yang tak saya sangka adalah tambah larut pengunjung semakin membludag. Semula mereka mematuhi batas dengan berdiri di belakang meja, lambat laun mengubah posisinya mengintari meja, bahkan ada yang duduk di atasnya.

Selain ingin menyaksikan hiburan yang ditampilkan oleh penari, penyanyi, dan pendukung acara yang lain, mereka juga penasaran dengan kemeriahan festival yang baru pertama kali diadakan di Desa Wonopringgo tersebut. Puluhan, ah tidak, ada ratusan orang di luar sana bersabar menunggu pembagian nasi goreng gratis. 🙂

Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Wonopringgo, Pak Slamet Haryanto serta perwakilan dari Bupati Pekalongan. Mereka melakukan pemukulan kentongan dan pemotongan tumpeng nasi goreng sebagai tanda festival telah resmi dibuka. Piring-piring nasi goreng mulai dikeluarkan dan dibagikan ke pengunjung di luar. Saking antusiasnya, mereka menerobos pagar manusia yang dibentuk oleh para pemuda Karang Taruna Pringgodani serta mengabaikan himbauan dari kepala desa agar mereka tertib dan tidak saling berebut.

Kurang dari setengah jam, seribu piring nasi goreng hasil olahan warga Desa Wonopringgo pun habis dirayah oleh ratusan pengunjung yang meramaikan jalannya festival. Untung piring-piringnya telah dibungkus dengan plastic wrap sehingga tidak tumpah ketika mereka saling berebut. Sayang banget kalau ada banyak nasi goreng yang jatuh ke lantai dan tidak bisa dimakan, kasihan warga yang memasak dan menyiapkannya seharian, kan?

Di sela keramaian, Pak Slamet Haryanto menaruh harapan besar supaya acara tetap berjalan dengan tertib, lalu berkata tak menutup kemungkinan jika festival di tahun mendatang akan mengeluarkan lebih banyak porsi nasi goreng. Beliau juga meredam rasa kecewa pengunjung di barisan belakang yang tidak kebagian nasi goreng gratis karena nampan-nampan yang dibawa sudah terlanjur direbut oleh barisan paling depan. “Yang belum kebagian nasi goreng gratis besok bisa langsung membeli nasi goreng penjual asal Desa Wonopringgo di warung mereka masing-masing,” tutupnya.

Dari festival tersebut saya jadi tahu bahwa benar nasi goreng yang dimasak warga Desa Wonopringgo lezat dan punya rasa yang khas. Bumbunya terasa di lidah, tidak hambar dan pucat warnanya. Beberapa penjual nasi goreng di sana pun seolah mempunyai pakem bumbu yang berbeda satu sama lain dalam memasak nasi gorengnya. Ada yang mengolah dengan rasa sedikit pedas, ada yang menaruh banyak kecap di dalamnya, ada pula yang memakai lebih banyak bumbu merah di tiap porsi nasi goreng yang mereka buat.

Yang penasaran dengan kelezatan nasi goreng bikinan Desa Wonopringgo, bisa banget mampir ke warung-warung nasi goreng mereka yang tersebar di Pekalongan dan kota lain. Namun, kalau ingin menyaksikan kemeriahan Festival 1000 Piring Nasi Goreng di Kampung Nasi Goreng Desa Wonopringgo, tunggu agendanya tahun depan ya. 😉

52 Comments Add yours

  1. Ini yang menjadi alasan nggak bisa ikut ke Jombang hahahhahaha
    Duh nasi goreng kui makanan favorit hahahhaha

    1. Nggak bisa menolak panggilan makan nasi goreng, jadi dengan terpaksa skip Jombang hahaha. Desanya seru dan bikin betah juga, kampung nasi goreng yang bikin kerasan. 😀

  2. kunudhani says:

    Indonesia banget huhaha emng enak sih 😂

    1. Nasi goreng memang makanan khas Indonesia. 😉

  3. Woalah, jadi desa ini kampung halaman para penjual nasi goreng😆
    Unik kih, baru pertama. Masuk rekor MURI gak?

    1. Ke depan mau disahkan sebagai kampung nasi goreng. Ntar kalau sudah resmi jadi Kampung Nasi Goreng juga akan bikin festival dengan jumlah porsi lebih banyak. Belum didaftarin ke MURI nih, mungkin di festival berikutnya. 🙂

  4. Avant Garde says:

    Wah, aku suka nasi goreng 🙂 kalo disini aku suka nasi goreng disiram kuah sate padang 🙂

    1. Wah baru tahu nasi goreng ada yang disiram pake kuah sate padang. Rasa nasinya jadi gimana tuh?

    2. Avant Garde says:

      nasinya gak nyampur soalnya kuahnya kental mas, jadi ngapung gitu :p di jakarta aku pernah nyobain nasi goreng disiram kuah kayak cuko gitu :p unik haha

  5. Hendi Setiyanto says:

    nasi goreng ati ampela, masih jadi fav. eh bapak juga pinter bikin nasi goreng ndeso, nasi sisa semalam yang udah agak kering dibikin nasi goreng dengan bumbu gosrek cabe rawit, sederhana tapi enak

    1. Wah jangan-jangan bapakmu punya darah Wonopringgo yang pintar masak nasi goreng? Hehehe. Kok jadi ngiler bayangin nasi goreng ati rempela ya. Bikininnn 😛

    2. Hendi Setiyanto says:

      bapak memang pinter/bisa masak, jadi kalau pas ditinggal2 ga perlu bingung di rumah wkwkwk

    3. Asikkk bakal dimasakin nasi goreng ama bapaknya Hendi kalau main ke Banjarnegara nih. 😀 😀

  6. winnymarlina says:

    ah pasti puas makan nasgor

    1. Satu piring nasi goreng di sana mengenyangkan perut banget. Kalau bisa makan lebih dari dua piring kukasih tepuk tangan deh, Win. 😀

    2. winnymarlina says:

      wkwkw boleh deh, eh tahun depan ada lagi gk ya

  7. andreas says:

    wah enak banget nih buat penggila nasgor.. bisa kenyang banget

    1. Sebenarnya kemarin disarankan satu orang makan di tempat, mengambil satu agar yang lain kebagian. Namun, prakteknya ada pengunjung yang maruk ambil lebih dari dua piring untuk dibawa pulang. Bahkan saya sendiri nggak kebagian nasi goreng gratis karena sibuk foto. Menahan lapar hingga tengah malam hahaha.

  8. pengen nyobain nasi gorengnya

    1. Monggo cobain langsung nasi goreng yang dimasak warga Desa Wonopringgo kalau liburan di Pekalongan. 🙂

  9. Walah, sbg orang Pekalongan…aku malah baru tahu kalau Wonopringgo itu sbg desa kampung halamannya penjual nasi goreng!
    Semoga festival spt ini bisa kontinyu dan menambah semarak Kabupaten Pekalongan 🙂

    1. Ada harapan festival nasi goreng mendatang akan menyajikan jumlah nasi goreng lebih banyak daripada tahun ini. Semoga harapan mereka bisa tercapai agar nasi goreng buatan Desa Wonopringgo mendunia. 😉

  10. Hohoho tak pikir mereka punya satu kekhasan bumbu, ternyata karena profesi. Aku kalau pengen nasi goreng ya harus masak sendiri, gak ada abang nasi goreng 😦

    1. Nahh, kalau ada pakem bumbu nasi goreng yang dipatenkan di sana sepertinya akan lebih asyik. Sempat terpikir begitu juga biar bumbu nasgor Desa Wonopringgo bisa jadi oleh-oleh khas yang dibawa sampai luar kota, syukur sampai ke luar negeri hehehe.

    2. Ide bagus tuh, coba bilang sama pak Lurah.

    3. Siappp, akan segera kusampaikan ke pak Lurah. 😀

  11. Charis Fuadi says:

    weh temenku ada yg anak wonopringgo, sesok cobo saya suruh masak nasigoreng khas wonopringgo

    1. Bisa jadi orang tua temenmu ada yang ikut serta di festival kemarin hahaha. Enak nasi goreng racikan Desa Wonopringgo. Ora hambar, berani main bumbu. 😀

  12. lialathifa says:

    Oh kirain memang semua masyarakat pd masak nasi goreng, tadi kebayang memang bakalan rusuh dan tumpah-tumpahan krn berebut, untung saja ditutup wrap ya jd gak mubazir.. Mantap, aku juga suka banget nasi goreng

    1. Sebagian besar mata pencaharian Desa Wonopringgo bergantung pada nasi goreng. Adapun sedikit dari mereka kerja jadi petani, dan buruh konveksi. 🙂

      Sebagai pencinta nasibgoreng pastinya akan sedih kalo nasi berjatuhan saat pengunjung saling berebut. Untung malam itu piring-piring nasi goreng sudah dibungkus plastik wrap, sehingga nggak banyak nasi yang terbuang sia-sia. 🙂

  13. Wisnu Tri says:

    Ini masih agenda yang explore Petungkriyono itu mas?
    Opo jalan-jalan sendiri?

    Weh, macam festival jenang nang Solo iki no mas.
    Makan-makan gratis, enak, wareg 😀

    1. Lain agenda dengan yang Petungkriyono, saya jalan sendiri ke Wonopringgo 🙂

      Pas denger ada festival nasi goreng dari teman yang tinggal di Wonopringgo langsung tanpa pikir panjang putusin berangkat lagi. Maklum, saya fans berat nasi goreng hehehe.

  14. Rianda says:

    mantab kali, makan nasgor gratis. boleh bungkus bawa pulang gak?

    1. Seharusnya makan di tempat, tidak boleh dibawa pulang. Namun, antusias penontonnya luar biasa jadi banyak yang lepas pengawasan.

      Tunggu festival nasi goreng Desa Wonopringgo tahun depan, kak. 😉

  15. Hastira says:

    wow amazing, kenayang yang makan enak bareng2 gratis lagi

    1. Gratis, enak pula, mana bisa menolak kelezatan nasi goreng Desa Wonopringgo. 😉

  16. Gustyanita Pratiwi says:

    Pas bgt klo nasgornya coklat ga pucet, trus ga yg hambar
    Brarti masaknya betul2 diperhatikan y meski istilahnya buat jamuan besar

    1. Mereka memasak tidak asal-asalan meskipun untuk dibagikan secara gratis. Itulah yang saya banggakan dari kunjungan ke Desa Wonopringgo kemarin. Penjual nasi goreng di sana betul-betul memasak dengan hati. 🙂

  17. Iwan Tantomi says:

    Kalau nasi goreng sebanyak itu, berarti gak panas lagi dong koh? Btw, daku gak demen banget nasi goreng lho kalau gak kepepet. 😂

    1. Ciyus nggak suka makan nasi goreng? Meskipun sudah dikasih topping aneka rupa kek telur mata sapi, sate, rendang? Ahh, Tomi… ayo mulai cintai nasi goreng biar disayang penjual nasi goreng. Hahaha.

      Nasi goreng yang dibagikan sudah nggak panas lagi. Beberapa saja yang masih hangat piringnya. Namun, rasanya nggak beda jauh antara yang fresh dan yang sudah mendingin. Kembali ke selera masing-masing sih. 😀

    2. Iwan Tantomi says:

      Tinggi lemak tak jenuh koh 👌

  18. Inayah says:

    Totalitas Lim, hahah. Buka cabang lah di Solo

    1. Boleh juga nih idenya. Balik ke Wonopringgo lagi akan coba rekrut penjual nasi goreng enak asal Desa Wonopringgo untuk jualan di Solo. 😀

  19. Deddy Huang says:

    jualan nasi goreng emang bisa jadi mata pencaharian, dari banyaknya penjual nasi goreng di wonopringgo ini pasti mereka punya resep rahasia yang yahud ya 😀

    aku suka nasi goreng pakai acar :p

    1. Kalau bumbu mereka sudah ada yang dipatenkan, niscaya bisa diangkat ke kancah lebih tinggi. Duhh jadi laper bayangin nasi goreng pake telur, trus dikasi acar. 🙂

  20. Endah Kurnia Wirawati says:

    liat postingan ini kok mendadak pengen nasi goreng yaa??
    *brb bikin nasi goreng sambel terasi dan telor ceplok setengah matang*

    1. Hahaha nasi goreng memang punya massanya sendiri. Bagi donk hasil masakan nasi gorengnya, mbak… 😀

  21. Rudi Chandra says:

    Jadi penasaran gimana rasa nasi gorengnya.
    Soalnya saya salah satu penikmat nasi goreng juga.

    1. Nasi gorengnya berani bumbu sehingga hasil olahan mereka nggak hambar. Monggo dicoba sendiri. Kalo liburan ke Pekalongan bisa banget tuh mampir ke Desa Wonopringgo. 😉

  22. tutur prazz says:

    Semoga festival itu dapat berlangsung secara rutin, sebagai warga wonopringgo yang tinggal di Depok,Jawa Barat, saya merasa bangga

    1. Tahun 2019 ada kabar akan digelar lagi festivalnya. Yuk datang kalau berkesempatan pulang Wonopringgo. 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.