Postcards from Gembira Loka Zoo

Miris memang jika memikirkan di mana manusia perkotaan bisa melihat satwa berkeliaran bebas di lingkungan sekitar mereka. Bangunan bertingkat dan kompleks perumahan modern yang marak semakin mempersempit lahan hijau di tengah kota, memaksa satwa liar di sana migrasi entah ke mana.

Hanya sebatas burung gereja yang beterbangan tiap pagi hari dan hewan peliharaan milik tetangga saja yang mudah dijumpai di perkotaan. Tak ketinggalan tikus got yang asyik berkeliaran di selokan depan rumah.

Kebun binatang yang hadir di beberapa kota memberi kesempatan bagi penghuninya untuk mengenal dan mendekatkan diri dengan satwa. Memang mereka tidak hidup liar seperti habitat asli mereka di alam bebas, tapi setidaknya ada interaksi dan pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal satwa asli yang berkembang biak di negaranya sendiri maupun satwa kiriman dari negara lain.

Sejauh ini saya baru terkesima oleh Kebun Binatang Ragunan dengan Pusat Primata Schmutzer-nya di Jakarta dan taman edukasi yang apik dari Batu Secret Zoo di Kota Batu, Jawa Timur. Baru belakangan ini saya ingat bahwa kota sebelah juga memiliki sebuah kebun binatang yang dikabarkan sudah berbenah menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan kondisinya puluh tahun silam.

Lahan dengan luas sekitar 20 hektare yang dilintasi oleh Sungai Gajah Wong ini telah tertanam ratusan pepohonan rimbun dan telah dianggap sebagai paru-paru kota yang berlokasi tidak jauh dari pusat keramaian Kota Yogyakarta.  Semula diberi nama Kebun Rojo sesuai ide dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tahun 1933. Pembangunan tempat hiburan untuk rakyat tersebut baru terealisasikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang meneruskan tahtanya.

Sayang pembangunan kebun rojo itu sempat tertunda akibat pecahnya Perang Dunia ke-2 diikuti Agresi Militer Belanda Dua tahun 1949. Hingga pada tahun 1953 terbentuklah Yayasan Gembira Loka Yogyakarta yang diisi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, KGPAA Paku Alam VIII dan Tirtowinoto. Mereka mewujudkan serta mendanai pembangunan hingga tercipta sebuah taman hiburan dan kebun binatang yang terbuka bagi masyarakat umum. Kebun Rojo ini kemudian memakai nama Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka.

Saya sudah lupa bagaimana kondisi Kebun Binatang Gembira Loka ketika mengunjunginya pertama dan terakhir kali ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Seiring berjalannya waktu, banyak tersiar berita bahwa kebun binatang tersebut sudah jorok, kandangnya kumuh dan berita negatif lainnya.

Hingga suatu hari muncul pemberitaan positif pasca bencana gempa bumi yang sempat menimpa D.I. Yogyakarta pada tahun 2006, menyatakan bahwa Kebun Binatang Gembira Loka sedang rebranding dan berinovasi di bawah pengelolaan PT Buana Alam Tirta. Mereka membangun kembali kandang dan fasilitas yang rusak, sekaligus menciptakan tempat lebih layak agar nyaman dikunjungi oleh lebih banyak wisatawan. Lalu, apa betul sudah menjadi lebih baik?

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp25.000 di loket Pintu Utama Gembira Loka di Jalan Kebun Raya no. 2, saya diberi brosur peta dan selembar tiket yang penampakannya mirip dengan kartu bergambar yang biasa dijual di arena permainan anak di mall. Bedanya gambar yang ditampilkan adalah koleksi satwa di Kebun Binatang Gembira Loka (selanjutnya Gembira Loka Zoo) dengan keterangan nama sesuai KBBI dan nama latinnya.

Bagian dari kompleks kebun binatang yang saya masuki pertama kali adalah sebuah bangunan museum di sebelah loket masuk dengan dua ruang yang memaparkan koleksi hewan awetan dan penjelasan singkatnya. Anehnya tak ada pengunjung belok masuk ke sini. Penataannya sudah cukup bagus disertai sorot lampu di beberapa sudut. Mungkin pencahayaan remang-remang dan sebagian kaca penyimpanan yang buram jadi penyebab tak banyak pengunjung yang meliriknya.

Gembira Loka Zoo – http://gembiralokazoo.com
Jam buka: 07.30 – 17.30 WIB
Tiket masuk: Rp30.000 (1 April – 24 Juni 2017)

Sudah tercipta jalur pejalan satu alur yang nyaman dilewati selama mengelilingi kompleks Gembira Loka Zoo. Bahkan tersedia jalur khusus untuk kursi roda dan kereta bayi, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan jalan berdesak-desakan dengan pejalan biasa. Selanjutnya saya dan pengunjung yang lain disambut oleh jembatan di atas Sungai Gajah Wong yang alirannya melintasi lahan Gembira Loka Zoo.

Persis di depannya terbentang danau buatan yang menawarkan berbagai wahana air. Sekeliling Resto Mayang Tirta yang berbentuk mirip kapal pesiarpun terdapat persewaan perahu boat, perahu kayuh bentuk bebek hingga kapal Katamaran berukuran besar yang mampu mengangkut lebih dari sepuluh penumpang. Masing-masing tiket wahananya bisa dibeli di loketnya masing-masing, tidak termasuk dalam tiket masuk.

Kandang Gajah Sumatera yang paling menyita waktu saya selama berada di Gembira Loka Zoo. Di balik badannya yang tambun, tatapan mata mereka terasa dalam dan menghangatkan. Ada dua ekor gajah besar dan dua lainnya berbadan lebih kecil di kandang terbuka yang dikelilingi parit. Sementara di kandang sebelahnya terdapat seekor gajah yang bisa ditunggangi secara bergantian oleh para pengunjung dengan membayar tiket sebesar Rp20.000 untuk satu kali putaran.

Pihak Gembira Loka Zoo juga telah memasang papan peringatan dilarang memberi makan satwa di depan kandang. Bahasa larangannya tidak kaku, justru dijelaskan kenapa tidak boleh memberi mereka makan sembarangan dengan alasan bisa meracuni satwa. Yah, mudah-mudahan bisa dimengerti oleh anak-anak dan pengunjung yang baru pertama kali piknik ke kebun binatang.

Kandang berikutnya merupakan rumah bagi orang utan dan simpanse, diikuti kandang wallaby, kuda nil kerdil, binturong yang berbadan mirip beruang, kancil, onta, rusa timor, serta harimau menjadi beberapa koleksi mamalia yang menetap di sana. Untuk koleksi burung-burungan dikumpulkan di satu area yang dinamai Bird Park. Tak ada bau menyengat dari kotoran burung apalagi bulu-bulu rontok yang berjatuhan di jalan.

Bird Park buatan Gembira Loka Zoo justru memberi kesan bersih dan menempatkan koleksi bangsa avesnya di beberapa bagian agar mudah dipelajari penggolongannya. Elang Bondol, Elang Brontok sampai Elang Jawa diletakkan di kandang-kandang dengan kerangkeng besi yang kokoh agar tidak mudah roboh ketika ada pengunjung yang tak sengaja mendorongnya.

Lain dengan fungsi dua buah dome yang sengaja diatur supaya burung di sana mudah berinteraksi dengan manusia. Burung berukuran kecil diletakkan di kurungan besi wujud dome dan membiarkan mereka mengepakkan sayap sebebas yang bisa mereka dapatkan. Dome kedua menjadi rumah bagi burung merak, beberapa koleksi burung nuri, belibis dan macam burung yang lain.

Menjadi hal yang menyenangkan bisa mengamati aktivitas para burung dari dekat. Mengelus bulu merak yang bertengger cantik di sana. Lalu menyuapi potongan buah-buahan untuk si burung parkit. Tentu semua di bawah pengawasan petugas supaya tidak terjadi hal yang kurang diinginkan. 🙂

Memerlukan waktu sekitar satu setengah jam untuk mengelilingi kompleks Gembira Loka Zoo. Itupun tidak semua kandang saya cermati satu-persatu serta dalam kondisi jalan kaki sedikit tergesa-gesa mengingat jam buka kebun binatang hanya sampai pukul 17.30 WIB. Beneran luas banget!

Pada akhirnya bagi beberapa orang, termasuk saya, kebun binatang masih menjadi tempat refreshing yang murah, mengedukasi, sekaligus punya letak yang tidak jauh dari tengah kota. Naik bus TransJogja dari halte manapun bisa berhenti di halte depan pintu utama Gembira Loka Zoo, atau naik ojek online yang mempermudah semuanya. 😉

Berinteraksi dengan satwa di sana menyadarkan hati bahwa masih ada kehidupan makhluk lain yang sebenarnya menarik untuk dimengerti. Tak hanya seorang saja yang resah dengan kekangan rutinitas dalam hidupnya, melainkan ada jutaan makhluk hidup yang mengalaminya. Hanya perlu menurunkan ego agar semua terasa lebih ringan untuk dijalani. Peace!

Advertisement

34 Comments Add yours

  1. Hendi Setiyanto says:

    Terakhir ke sini, kls 2 SMP

    1. Wes beda jauh banget mestine. Sekarang mereka punya koleksi penguin dan taman yang selfiable loh hehehe.

    2. Hendi Setiyanto says:

      jadi inget hal konyol…dulu sempat ditawari majalah porno sama tukang penjual majalah yang kekeuh nawarin sampai masuk ke dalam bus hahaha dan zonk-nya ternyata isinya cuma foto2 model wanita dengan kualitas hitam putih

    3. Akhirnya dibeli karena penasaran kah? Hahaha. Sekarang mereka kekeuh nawarin kaos oleh-oleh dan tongsis. LOL.

    4. Hendi Setiyanto says:

      bukan aku yang beli, tapi teman sebangku, ada juga yang kekeuh nawarin pedang atau samurai gitu, bisa ditungguin terus saat di bis wkwkwk

  2. dwisusantii says:

    Waa mas halim sempat menatap dalam mata gajah? matanya gajah memang selalu kaya menampung air mata, jadi sendu-sendu gimana gitu. Huhu.
    Daritadi aku nunggu potonya kura-kura malah g muncul. Hkz. Nggak masuk di zona reptile kah?

    Kemarin baca berita ada wahana getek bambu di GL Zoo jadi penasaran pingin nyicip… Tapiii kolamnya serem airnya ijoo dalem. Takut nek ada anaconda apa piranha di dalamnya 😮

    1. Kemarin pas ke sana sempat dilanda hujan deras jadi buru-buru pindah dari satu lokasi ke lainnya. Ruang reptil dilompatin dan nggak fotoin kura-kura hahaha. Keknya mau agendain buat ke sana lagi khusus hunting gambar human interest. 🙂

      Hahaha anaconda! Mbak Dwi kakean nonton film india. 😀 😀
      Malah sereman Arapaima, ikan yang ukurannya dua kali orang dewasa itu. >.<

  3. Yoyok says:

    Keberadaan kebun binatang itu bagai dua mata pisau, bisa bermanfaat dan merugikan. syukurlah kalau pengelolaan maksimal, tapi miris kalau pemeliharaannya dilakukan secara serampangan. beberapa hiburan seperti menaiki satwa dan berfoto bersama satwa liar menurut saya perlu dikaji ulang. btw, nice info mas:D

    1. Suka dengan pendapat mas Yoyok. 🙂 Setuju dengan hiburan menaiki satwa dan foto bersama perlu dikaji ulang supaya tidak membuat satwa stres. Kadang yang bikin greget malah panggung seni yang letaknya berdekatan dengan kandang. Cemas suara berisik yang keluar dari sound sistem secara berkala akan mempengaruhi kesehatan mental mereka.

  4. Liza Fathia says:

    Belum pernah kesitu 😦 semoga suatu hari nanti bisa kesana dan mengajak serta anak dan keluarga

    1. Langkah pembaharuan yang sudah dilakukan oleh Gembira Loka Zoo sudah mempercantiknya. Nggak rugi kok sempetin main ke sana ketika berlibur ke Yogyakarta. 🙂

  5. johanesanggoro says:

    Aku malah sudah sepenuhnya lupa gembira loka itu kayak apa mas, pertama dan terakhir kalinya itu waktu masih SMP wkwkwk

    1. Sekarang wes tertata banget dibanding zaman daku masih SD. Eh tapi SMP-mu berapa tahun yang lalu? Tuaan siapa? Hahaha.

  6. Aku malah nggak pernah masuk sini mas. Dulu seringnya nongkrong di depan dekat parkir sambil nemani kawan yang jualan kacamata 🙂

    1. Hutan kotanya Yogya yang kudu bayar kalau mau masuk hahaha. Tapi harga segitu sepadan dengan isinya. Langganan member untuk setahun buat sepedaan di sana bisa loh, Sitam. 😀

  7. sayangnya, masih banyak yang meng-underestimate-kan bonbin. padahal asik lho ke bonbin tuh.
    sering dapet celotehan “ngapain coba ke bonbin” atau malah diketawain.
    kalo sekarang lagi pengen ke Bonbin Surabaya koh. terakhir ke sana pas masih TK. sekalian lihat kondisi terakhir KBS kayak gimana setelah kasus yang dulu rame itu. hehehehe
    cuma rung ono konco waktu dan uangnya.

    1. Kebun binatang jadi salah satu tempat piknik keluarga yang murah dan mengedukasi. Saiki posisimu lebih deket ke Surabaya, kan? Ayo semangat dibudalin sendiri pake nekad gih terus cerita kondisi terkininya di blog. Hahaha.

  8. Deddy Huang says:

    Terakhir pas ke kebon binatang pas sama yayan itu tahun lalu deh haha..

    Andai temen2 yang ngeselin bisa dimasukin ke kebun yo

    1. Hahaha temen yang ngeselin dimasukin ke kandang kosong di sana gitu? Lalu yang paling ngeselin kalau boleh kasih saran, masukin di kandang harimau aja. Hahaha.

  9. Sudahh lama banget nggak main ke kebun binatang, suatu kebahagiaan tersendiri bisa mengenang masa kecil naik gajah. Eh sekarang uda gede aja kasihan kalau mau naik gajah. Hehhee Tfs, salam kenaal 😀

    1. Cari gajah yang paling besar supaya aman waktu menungganginya. Hahaha. Semoga setelah baca ini jadi kesampaian main ke kebun binatang lagi. 😀

  10. Aduh mas Halim begitu liat selfiespot pake lukisan bulu merak langsung pengen kesana aja hahaha soalnya sukaaaaa banget sm merak, apalagi liat ada foto merak betulan di bawahnya…. makasiii yaaa udah dikasih tau udah direbranding. Pastinya jauh lebih baik ya… terbukti dr foto2… semoga penataannya semakin baik.

    1. Wahana yang ditawarkan juga punya banyak variasi jadi ada pilihan mau penyegaran lewat wahana apa. 😀 Ada beberapa spot selfi yang menarik di Gembira Loka. Foto bareng merak pun OK asalkan berani dekati dia. 🙂

  11. Yasir Yafiat says:

    Gembira Loka Zoo memang sangat luas dan satwanya cukup lengkap dan menarik. Terakhir ke sana sekitar 3 tahun lalu sih. Tempatnya bersih dan nyaman bagi pngunjung. Cocok untuk mngedukasi anak.

    1. Tiga tahun lalu ke Gembira Loka Zoo berarti sudah lebih bagus pengelolaannya. Asyik yah penataan taman di sana. Asri dan rindang pepohonannya, bikin betah jalan-jalan di sana. 🙂

    2. Yasir Yafiat says:

      Iya Bang, pengelolaannya sudah bagus waktu itu. Adem banget dan bikin betah mengamati tingkah satwa di sana. Eh ya, yang di danau itu masih ada perahu getek apa nggak Bang. Dulu ada dan digunakan pengunjung sebagai alternatif untuk menyeberang menuju jalan keluar agar lebih cepet dan nggak muter..

    3. Masih ada perahu geteknya, tapi pas ke sana nggak ada pengunjung yang naik jadi nggak ada fotonya. Sebagian besar pilih naik speed boat. 🙂

    4. Yasir Yafiat says:

      Oalah. Seru lo bisa naik itu, hehehehe.

  12. Idah Ceris says:

    Kalau emang larangan, ada baiknya langsung to the point sih ya, Mas. Pan kapan, pingin ngajak Jasmine ke sini. 🙂

    1. Gembira Loka Zoo ini punya lahan lebih besar dari Seruling Mas. Kuyakin Jasmine suka dan betah lama muterin Gembira Loka. 😀

  13. Fubuki Aida says:

    Tatapannya menghangatkan? Jangan-jangan km jatuh cinta mas? Wkwkw
    Btw aku terakhir ke gembiro loka udah 20 tahun yg lalu. Huhu

    1. Hooh, semenjak lihat video klip-nya Tulus yang berjudul Gajah langsung kasmaran sama semua gajah di dunia hahaha. Gembira Loka Zoo sudah berubah banget, jadi lebih rapi, bersih dan nyaman dikunjungi, mbak Aida. Menunggu Taman Satwataru Jurug berbenah seperti Gembira Loka.

  14. Evi says:

    Dulu waktu anak-anak masih kecil gembira loka busuk sekali. Sekarang kelihatan jauh lebih baik. Syukurlah

    1. Setelah dikelola oleh generasi keempat, Gembira Loka Zoo mulai rebranding dan menata tempatnya jadi lebih baik. Kalau mampir ke Gembira Loka sekarang dijamin tante Evi dan keluarga betah deh. 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.