Terbuai Little India ala ÉPICE di Alila Solo

Jika dulu film-film India identik dengan adegan tari-tarian yang memperlihatkan lipatan perut si aktris berbusana kain sari warna-warni dan pohon yang enak buat dijadikan tiang putar, dewasa ini dunia perfilman India mulai menyajikan tontonan yang lebih segar dan mengena di pikiran. Hingga sekarang “Three Idiot” dan “2 States” masih menjadi film India favorit saya. Pemandangan apik dan kultur yang diangkat membuat saya sadar bahwa negara India juga mempunyai ragam suku, kepercayaan dan perbedaan selera lidah seperti halnya Indonesia.

Saya masih ingat potongan adegan di “2 States” ketika Ananya, seorang Tamil Brahmana asal Chennai (India bagian Selatan) mengeluhkan Sambar yang disajikan kantin kampus barunya karena tidak sesuai dengan seleranya. Dari situ dia mengajak Krish, cowok yang baru saja dikenalnya untuk makan di luar kampus dan memesan Chicken Tandoori dan roti Roomali. Krish sendiri seorang Punjab asal Delhi (India bagian Utara) yang jelas-jelas punya kebiasaan berbeda, makan daging ayam harus didampingi minuman beralkohol.

Bikin penasaran, kan? Eits kalau penasaran dengan filmnya silakan dicari DVD-nya atau menontonnya di Youtube saja. Haha. Yang akan saya ceritakan kali ini adalah ragam kuliner asal India yang sempat saya cicipi pekan lalu di Épice Restaurant di Hotel Alila Solo. Seolah menjawab rasa penasaran dan sedikit melegakan hati karena sejak beberapa tahun yang lalu punya wacana untuk plesir ke India, nyaris beli tiket dan berangkat keliling India selama satu bulan. Sayangnya sampai sekarang masih wacana, buku hijau sudah kadaluarsa pun belum juga kesampaian terbang ke sana. Ya sudahlah, aku rapopo.

Kebetulan sekali mulai 3 Maret – 29 April 2017, Épice Restaurant punya program dinner buffet dengan tajuk Little India. Ada sekitar enam puluh enam macam masakan India dari hidangan pembuka sampai makanan penutup disajikan di sana setiap hari Jum’at dan Sabtu mulai pukul 18.00 – 21.00 WIB. Wow! Saya sampai bingung memulainya dari mana. Di sudut appetizer terdapat Papdi Chaat, gorengan pipih terbuat dari adonan tepung yang di atasnya telah diberi campuran kentang, kacang polong, asam, garam masala (racikan rempah-rempah dalam masakan India) dan yogurt sebagai topping. Di sebelahnya terdapat Mushrooms Kurkure yang menggunakan jamur diisi keju, bawang, paprika, dan bumbu rempah. Masih ada Peppered Garlic Prawn Salad, Murg Tikka Salad dilengkapi assorted dips berupa lima mangkuk kecil dengan komponen yang berbeda satu sama lain. Ada yang menggunakan irisan pepaya muda yang diberi bumbu pedas, kemudian campuran parsley (daun peterseli) hingga daun mint.

Petualangan perut belum selesai. Selanjutnya saya beranjak ke sudut hot kitchen yang menyajikan beberapa macam Biryani atau boleh dibilang nasi goreng ala India. Biryani yang dihidangkan punya beberapa pilihan, vegetarian sampai non-vegetarian. Kali itu saya menyadari bahwa beras yang diolah untuk Biryani memiliki bentuk yang lebih panjang daripada biji beras untuk nasi putih di Indonesia. Persis di sampingnya terdapat main course berupa Chicken Tikka MasalaChicken Tandoori, Panjim Fish Curry dan Lamb Rogan Josh. Malam itu Chef Maskuri, salah satu juru masak di Épice Restaurant hadir di sana dan bersedia menjelaskan secara singkat beberapa komponen menu yang dimasak khusus untuk Little India-nya Épice Restaurant selama dua bulan ke depan.

Bahan-bahan yang digunakan Chicken Tikka Masala terdengar cukup aneh di telinga orang yang belum terbiasa dengan masakan India, termasuk saya. Daging ayamnya dimasak dengan pasta tomat, yogurt, rempah-rempah seperti jinten, pala, kapulaga, cabe rawit, ditambah jahe, bawang dan garam serta lada. Campuran tomat dan rempah yang dimasukkan ketika dimasak membuat warnanya coklat kemerahan mirip seperti rendang dalam masakan Indonesia. Bedanya Chicken Tikka Masala punya ketajaman rasa dari rempah-rempah yang lebih kuat dan sedikit pedas.

Yang paling menarik perhatian saya justru Lamb Rogan Josh. Nama masakan asal Kashmir (India bagian Utara) ini terdengar seperti nama orang, kan? Sebenarnya penamaanya berasal dari kata roughan dari bahasa Persia yang berarti (menumis dengan) mentega, dan kata gosh atau gosht dari bahasa Urdu untuk daging. Mungkin seiring berjalannya waktu ada pengucapan yang terpeleset di sebagian daerah sehingga namanya populer disebut Rogan Josh. Bumbu untuk olahan daging kambing yang dimasukkan di dalamnya pun beragam, mulai dari kunyit, cabe rawit, daun salam, garam masala, yogurt, hingga daun kari. Yang terakhir membuatnya beraroma wangi sekaligus nendang setelah melahapnya dengan roti naan, seperti penjelasan yang saya dengarkan dari Chef Maskuri yang mengenggam sejumput daun kari di tangannya.

Sedikit demi sedikit sepiring penuh biryani dan aneka grill beraroma rempah yang kuat dari setiap main course yang dihidangkan sukses bikin perut saya membuncit. Artinya ini saat yang tepat untuk mencicipi hidangan penutup Little India-nya Épice Restaurant. Section dessert punya meja terpisah, beberapa macam pilihan pencuci mulut telah ditata dengan plating yang mengundang selera. Baru kali itu saya mencoba Gulab Jamun yang mempunyai rasa sangat manis. Proses pembuatannya kurang lebih seperti ini, susu yang dimasak dengan api sedang hingga mengental itu akan dibuat bola-bola lalu digoreng dan diberi sirup gula yang sudah diracik dengan air mawar, kapulaga dan kunyit.

Pilihan pencuci mulut yang lainnya adalah Ras Malai, dessert khas Benggala Barat (India bagian Timur) yang terbuat dari campuran yogurt diberi taburan kacang-kacangan. Banyak godaan di sudut ini. Ngakunya sih perut kenyang, tapi saya merasa ada yang kurang kalau nggak cobain sendiri sedikit demi sedikit semua pencuci mulutnya. Hahaha. Yang menjadi unggulan malam itu justru Mango Sandesh, dessert dengan bahan dasar chenna, jenis keju yang harus didatangkan dari Kalkota (Benggala Barat) langsung. Campuran chenna, buah mangga, kunyit dan gula itu menghasilkan tekstur yang lembut ketika digigit. Ahh, penutup manis di malam yang manis bersama Little India ala Épice.

Memang pada dasarnya kuliner India gemar menggunakan banyak macam rempah dan punya rasa yang kuat ketika masuk ke dalam mulut, namun kapan lagi bisa mencicipi masakan khas India tanpa harus beli tiket pesawat dan terbang langsung ke sana. Gimana? Sudah menggoda perut, belum? Ini sengaja tidak semua macam hidangan saya jabarkan satu-persatu karena takut yang baca semakin ngiler di depan layar. Jadi tunggu apa lagi? 😀 😀


More information:
ALILA Solo
Jl. Slamet Riyadi No.562
Solo 57144, Central Java – Indonesia
Phone: +62 271 6770 888, Fax: +62 271 6770 999
http://www.alilahotels.com/solo

“Little India” @ Épice Restaurant
Setiap hari Jum’at dan Sabtu (03 Maret 2017 – 29 April 2017)
Mulai pukul 18.00 – 21.00 WIB
IDR 188.000 ++/ buffet only

Advertisement

16 Comments Add yours

  1. RTernyata suka juga dengan film India, ini mesti karena rayuannya Mas Alid hahahahaha.

    Makanan India banyak rempahnya, entahlan cocok di lidah atau tidak. Tapi kaua lidah anak kos macam aku mah libas semua 😀

    1. Sebelum kenal blogger hits yang kudunya lahir di India itu sih daku sudah senang lihat serial Mahabharata yang tayang di TPI (ketahuan generasi tahun berapa). LOL. Semakin ke sini film-film India sudah mengurangi jatah tari muterin pohonnya jadi kuakui bikin betah nonton dan semangat untuk mencari film bagus lainnya untuk referensi plesir ke India. 🙂

  2. Arie Zhang says:

    Sukses bikin ngiler kamu Lim kali ini…jadi pengen. Ada yang mo menemani ?

    1. Ayokk kapan mau ke sana? Sebelum program buffetnya habis, mari kumpulkan massa. Apalagi ada yang mau ulang tahun, kan? 🙂

  3. Evi says:

    Lidah kita sudah terbiasa kan akan masakan Thailand. Ayo sekarang dibiasakan pula mencicipi rempah-rempah India yang terdapat dalam masakan mereka. Karena makanan hanyalah soal kebiasaan. Maka saya perlu membiasakan diri mencium dan mencecap rasa bumbu-bumbu yang secara umum lebih menyengat daripada bumbu Indonesia. Mari makan. Foto-foto di atas mengundang rasa lapar

    1. Dulu masakan Thailand yang dominan masam itu dibilang aneh, tapi lama-lama terbiasa juga. Senada dengan masakan India yang diperkenalkan di restaurant seperti Epice di Alila Solo ini. Rempah yang kuat dari masakan India ternyata nggak seburuk yang dibayangkan, malah nagih. 😀

  4. BaRTZap says:

    Postinganmu ini bikin aku kangen India Lim. Dan jadi ingat waktu di Amritsar ada satu toko yang khusus jual dessert gitu, termasuk Gulab Jamun dan Ras Malai itu. Mereka menjual aneka manisan, yang dari display nya aja udah bikin ngeces. Duh ,,, jadi pengen 😀

    O iya, kalau dari ceritamu di atas, banyak masakan India yang bahan utamanya daging-dagingan ya. Pengalamanku waktu di sana, justru aku agak susah menemukannya. Sampai-sampai aku merasa sakau daging setelah berhari-hari, karena makannya cuma vegetarian. Enak-enak sih, cuma kangen aja makan daging. Akhirnya dapat rekomendasi satu resto gitu di Delhi. Aku jabanin malam-malam muter-muter nyari cuma supaya bisa makan daging 😀

    Btw, ayolah Lim main ke India. Gak usah ragu-ragu. Menyenangkan dan menantang kok 🙂

    1. Bahan utama kacang-kacangan untuk vegetarian ada, tapi betul lebih ditonjolkan yang berbahan daging. Baru kali itu saya coba masakan India jadi lidah latihan sebentar dengan rempah yang kuat. Sejauh ini sih enak, perut kuat dan jadi semakin penasaran dengan yang asli di negaranya nih. Kalau ntar ada promo tiket ke India bagian utara mau deh langsung beli dan mlipir ke sana. 😀

  5. Di Semarang ada tuh mas cafe yang buka tiap hari dan jualan makanan India juga, namanya The Salt. Yang punya langsung orang India, pas waktu awal pembukaan cafenya aku pernah ke sana. Dan icip-icip makanannya. Walaupun secara tampilan oke-oke, bikin ngiler, menggugah selera, tapi rasa-rasanya lidah ku kurang cocok sama makanan India. Eh itu cafe The Slat bisa dicobain tuh mas kalau pas ke Semarang hehehehe

    1. Wahh mantap juga tuh. Boleh nih kucoba ke sana kalau kangen masakan India lagi. Sejauh ini Solo masih sedikir resto yang sajikan masakan India, makanya saat di Epice Restaurant ada buffet kek gini langsung semangat banget. 😀

  6. Jadi kepingin mencicipi nih, lumayan lah kalau ke Solo supaya gak makan surabi terus, heeee

    1. Yuk, mumpung dinner Indian buffet-nya Epice Restaurant masih hadir mulai sekarang sampai weekend akhir bulan April 2017. 🙂

  7. Dian Radiata says:

    Aku suka masakan India, cuma kadang gak nahan ama bawang merah mentahnya.. Tapi klo sejenis biryani, naan, atau tandoori sih doyan banget!

    1. Hehehe betul kerasa banget bawang merahnya di beberapa masakan. Kemarin paduin dengan yang punya rasa netral biar lidah nggak langsung kelu dan bisa lanjut cicip menu yang lain. Asek nih mbak Dian suka masakan India. Kalau saya ke Batam temani cari masakan India di sana ya. 😀

  8. Kelapa Sawit says:

    makasih sharingnya ga mkin sukses

    1. Sama-sama, semoga bermanfaat. Jangan lewatkan Indian buffet di Epice Alila selama penawaran masih berlangsung sampai akhir bulan April 2017. 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.