MBrebes Demi Telur Asin

“Mas, saya turun di sini saja.” pinta saya ketika bus yang saya naiki dari Terminal Tegal melewati rel kereta api pertanda hampir sampai di Stasiun Brebes. “Nggak jadi turun di alun-alun?” tanya mas kernet. Saya hanya menggelengkan kepala. Koin yang dipegangnya lalu diketuk beberapa kali ke kaca jendela supaya laju bus memelan.

bus Tegal ke Brebes
minibus Tegal-Brebes

Brebes menjadi tujuan selanjutnya setelah saya memutuskan berpisah dengan rombongan trip di Kabupaten Tegal. Rasanya nanggung kalau sudah menginjakkan kaki sampai Tegal namun tidak meneruskan perjalanan menuju kabupaten yang terletak di ujung paling barat dari Provinsi Jawa Tengah bagian utara tersebut. Dari Kota Tegal menuju Kota Brebes melintasi Jalan Raya Pos-nya Deandels ditempuh dalam waktu tempuh sekitar setengah jam saja. Lalu ada apa di Kota Brebes?

Sayangnya waktu itu saya belum mengeksplorasi tempat-tempat wisata di sana. Selembar tiket kereta api Brantas jurusan Stasiun Brebes menuju Stasiun Solo Jebres dengan jam keberangkatan pukul 20.21 WIb sudah berada di tangan. Dan jam tangan sekarang menunjukkan pukul lima sore. Hanya mempunyai waktu luang sekitar tiga jam saja. Sialnya langit abu-abu sore yang semula syahdu dengan rintik-rintik hujan itu mendadak berubah menjadi tumpahan air hujan sangat lebat!

Singkat cerita saya tiba di alun-alun Kota Brebes dalam kondisi baju dan tas basah kuyup. Tak banyak yang bisa dilihat di sekitar alun-alun. Sejauh mata memandang cuma melihat Masjid Agung Brebes yang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kabupaten Brebes. Awalnya masjid yang dibangun tahun 1836 tersebut berbentuk joglo dengan atap limas tumpuk seperti Masjid Demak. Seiring berjalannya waktu masjid lama diratakan dan dibangun kembali karena lokasinya selalu tergenang banjir akibat luapan sungai. Kini masjid sudah berarsitektur seperti masjid modern pada umumnya, berkubah dan memiliki sebuah menara yang menjulang tinggi.

Sate Blengong di alun-alun Brebes
Sate Blengong
Sate Blengong Brebes
warung Sate Blengong di alun-alun Brebes

Kabar gembiranya di depan Masjid Agung Brebes terdapat banyak warung-warung yang menjual kuliner khas pantura khususnya Brebes. Salah satunya adalah Sate Blengong. Apa itu  Blengong? Menurut mas penjualnya, Blengong adalah sebangsa itik hasil perkawinan bebek dengan menthok atau entok. Olahan daging Blengong yang sudah dimasak dan dipotong kecil-kecil lalu ditusuk menjadi sate yang dilengkapi dengan ketupat. Sore itu saya memilih menu Blengong masak dengan harga Rp5.000 pertusuknya.

Daging Blengong yang sudah dimasak punya tekstur daging agak alot ketika dikunyah. Yang bikin nikmat justru kuah merah pedas yang diguyur di atas piring berisi Sate Blengong. Sedangkan piring satunya yang berisi potongan ketupat telah diberi kuah dengan rasa mirip opor yang berbahan miri, kunir, lombok, dan santan sehingga menimbulkan rasa pedas sedikit gurih. Lalu di atasnya diberi sambal kacang dan remasan kerupuk. Nyum, nyum.

Tidak jauh dari warung Sate Blengong saya menemukan sederet kios yang menjual oleh-oleh khas Brebes. Siapa sih yang nggak tahu ketenaran Telur Asin Brebes? Siapa pula yang belum kenal dengan kualitas bagus bawang merah asli Brebes? Jadi nggak afdol kalau singgah ke Brebes nggak membeli telur asin dan bawang merah. 😀

Kios milik Bu Watri yang terletak di pojokan sebelah barat Alun-alun Brebes menawarkan tiga pilihan, yaitu telur asin rebus, telur asin oven yang bercangkang warna kecoklatan dan telur asin panggang yang bercangkang warna kehitaman. Masing-masing memiliki harga mulai dari Rp3.300 sampai Rp3.500 perbutirnya. Rasa dari telur asin Brebes tidak usah diragukan lagi. Kuning telurnya terasa lebih legit dengan bagian putih yang tidak terlalu asin. Sudah kebayang nikmatnya makan telur asin dengan sepiring nasi putih hangat, kan?

“Bawang merahnya nggak sekalian?” bujuk Bu Watri. “Sekilo cuma dua lima ribu rupiah aja.” lanjutnya. Hati pun goyah dan saya membeli dua kilo bawang merah. Menurut orang rumah, bawang merah Brebes memang memiliki ukuran tidak terlalu besar, namun lebih renyah setelah digoreng karena kandungan airnya sedikit. Wajah Bu Watri sumringah melihat tentengan saya yang semakin menggunung. Saya malah kebingungan bagaimana menuju ke stasiun dengan bawaan sebanyak ini sementara hujan masih lebat. Tak lama kemudian suami Bu Watri memberi solusi agar saya naik becak saja. Dan mereka berbaik hati membantu saya menawar harga becak dari alun-alun ke stasiun.

Pada akhirnya saya tidak bermalam dan belum meluangkan waktu untuk mengintip potensi wisata di Kota Brebes, tapi dari perjalanan tak terencana ini saya mendapat pengalaman baru cicip kuliner khas di sebuah tempat yang baru pertama kali saya kunjungi. Kulik kisah kota-kota di sepanjang Jalan Deandels atau jalur pantura yang sebenarnya menarik jika ditelusuri satu-persatu ditunda dulu. Menunggu waktu yang pas untuk kembali mBrebes. 😉

71 Comments Add yours

  1. ghozaliq says:

    waah 2 kg bawang merah, bisa-bisa “mBrebes mili” pas ngirisnya ntar mas,,,,hehehe

    1. Hahaha pastinya akan mbrebes mili sewaktu kupas brambang buat digoreng. Pakai kacamata hitam nggak bikin lebih baik, apa diganti tutup pake masker ya? 😀

    2. ghozaliq says:

      kalo kata ibu, satu bawang merah yang udah dikupas ditusuk di ujung pisau yang buat ngiris,
      katanya gak bikin nangis,
      gak tau juga sih, saya selalu milih marut kelapa ketimbang ngiris bawang…ahwahwhaw

    3. Kok bisa ya setelah ditusuk di ujung pisau nggak bikin nangis? #malahgantinanya hahaha. Coba ntar kupraktekin untuk membuktikannya. 😉

    4. ghozaliq says:

      gak tau, itulah “the power of emak-emak” 😀

  2. Kalo biasa temanku balik, aku nitip uang buat beli telor asin dan brambang goreng ahhahahah.

    1. Telor Asin memang stok makanan andalan buat anak kost jelang tanggal tua ya? LOL. Tahan lama di suhu ruang dan nggak perlu ditaruh di kulkas. 😀

  3. kunudhani says:

    sepertinya enak telor asinya 😀

    1. Enak pake banget! Apalagi ada nasi hangat, tempe goreng plus sambel terasi. Slurppp 😉

  4. Gara says:

    Ajak-ajak Mas kalau mau balik ke Brebes lagi, saya ikutan eksplor Jalan Raya Pos, hehe. Wah ternyata Sate Blengong itu seperti itu, kuah merahnya nggak nahan banget yak, cerita soal pedasnya saja sudah membuat saya pingin banget mencoba kuliner itu, haha. Sayang saya kurang begitu suka telur asin jadi agaknya bakal jauh dari saya buat bawa telur asin, haha. Sate Blengong aja deh, haha.

    1. Pastinya akan kabari Gara kalau sudah ada tanggal fix buat explore Jalan Raya Pos biar ada teman sharing cerita sejarah hehehe. Baru tahu loh ada orang yang nggak suka telur asin, karena asinnya atau kenapa, Gar? #kepo 😀

      Sate Blengong ini khas banget dan kuliner yang kurasa wajib dicicipi jika singgah Brebes.

    2. Gara says:

      Kalau saya karena asinnya, Mas, nggak tahan, haha.
      Siap, terima kasih!!

  5. Baktiar says:

    Telur asin, sambel terasi, nasi putih panas wuaaaaah…. #siap2obatkolesterol

    1. Kalau telur asinnya dimakan satu butir kukira nggak bikin kolesterol naik, cuma tensi naik “sedikit” hahaha.

  6. Dian Rustya says:

    Penasaran sama Sate Blengongnya

    1. Uenak kok apalagi kuah pedasnya mendukung banget pas mulut ngunyah daging blengong yang rada alot itu. 😀

  7. Sate Blengong.. Wah khasanah baru kuliner sate Jawa Tengah.. 😀

    Bikin kepinginnya mbrebes mili nih mas

    1. Puk puk yang lagi jauh dari kampung halaman. Maz Iqbal nggak kangen sate ambal? 😛

  8. aqied says:

    Seriusan baru denger soal sate blengong ini. Dulu pas kecil punya bebek yang kawin sama menthok, berarti anak anak keturunannya yg agak aneh itu ya yang jd bahan baku sate blengong.

    1. Berarti kak Aqied masih punya peranakan bebek-menthok di rumah? Bisa jadi itu blengong. Dagingnya diolah jadi makanan khas kalo di Brebes. Jadi keturunan itik yang agak aneh punya kak Aqied coba diolah juga siapa tahu nikmat. 😀

  9. dwisusantii says:

    Mas halim penuh negosiasi banget ya? Niatnya beli telor asin aja bisa kecatol bawang merah :p
    Bisa kucoba nanti untuk njajal nego sama mas halim wkwk

    1. Ampun sis, ampun… jangan tawari aku produk MLM. >.< Kalo tawarin produk cemilan boleh banget asalkan dikasih gratis huahaha.

  10. denaldd says:

    Jadi ngiler banget ini lihat foto telur asinnya. Dulu teman kantor ada yg asli Brebes. Setiap dia pulang, aku selalu nitip telur asin sekilo. Itu aja ga sampe seminggu habis, karena dicamilin juga haha. Sejak pindah Belanda akhirnya bikin telor asin sendiri. Bukan karena di sini ga ada, tapi lebih hemat kalau bikin sendiri, meskipun rasanya ga sedahsyat telur asin Brebes.

    1. Telur asin banyak penggemarnya yah sampai mbak Den aja belain bikin sendiri di negeri rantau hehehe. Beberapa kuliner Jawa pun pakai pelengkap telur asin, seperti Rawon salah satunya. Serius sekilo habis dalam waktu kurang dari seminggu? Tensi darah nggak naik tuh? 😀

  11. Avant Garde says:

    sukses bikin liur menetes mas, ada satu kuliner favorit di alun2 brebes : sate kambing, cita rasanya lain dibanding sate kambing solo atau daerah lain 🙂

    1. Noted! Kalau balik ke Brebes lagi mesti sambangi warung sate kambing sesuai rekomendasi mas Isna. 🙂

  12. Hendi Setiyanto says:

    nyong termasuk pecinta ndog asin, pernah nyicip yang asap tapi malah rasanya aneh, kadang nemu ndog asin yang kurang masir gitu atau keasinan malah hehehehe

    1. Ndog asin jadi kuliner favorit banyak orang yah, mesti diangkat jadi kuliner khas Indonesia koyo rendang kih hahaha. Penentu ndog asin enak itu kuning telurnya, kalo legit dan nggak masir ugh bener-bener syurga. #oposeh 😀

    2. Hendi Setiyanto says:

      ndog e esih nang solo, kak Halim? : )

  13. waaa beli bawang merah >.<

    1. Mumpung tekan Brebes jadi mborong brambang hahaha

  14. Indra pradya says:

    Wah ngiler maksimal lihat telur asin. Inget dulu pernah mampir di salah satu toko deket rel kereta api dalam perjalanan ke Yogya . Btw miss U much brother Halim – ke banjar lagi yok.

    1. Telur asin bisa awet sampai lebih dari seminggu, apalagi kalau sudah dimasukin ke pendingin bisa lebih dari seminggu deh awetnya. Cocok buat oleh-oleh banget, kan? 😀

  15. waaa denger sate blengong jd inget dulu sama bapak diajakin ke cirebon mampir dulu di brebes makan sate blengong 😀

    1. Khas banget deh Sate Blengong ini meski belum sepopuler dengan telur asin Brebes di telinga wisatawan. 😀

  16. Dita says:

    ngiler ngebayangin makan telor asin panggang pake nasi putih dan sambel terasi T_T

    btw pertanyaanku : bebek kawin sama itik itu udah direstui sama orang tuanya kah?
    *dijejelin bawang*

    1. Terpaksa direstui oleh orang tua kedua belah pihak karena sudah ngendog duluan, kak Dita. #ehh 😛

  17. robert says:

    Jadi penasaran, seperti apa perbedaan rasa telur asin rebus, oven dan panggang

    Kalo berkunjung ke sana, saya pengin borong tiga-tiganya… hehehe…

    1. Telur asin rebus seperti banyak ditemui di pasar tradisional atau bahkan telur asin yang sering dijual di supermarket. Kalau yang oven terasa ada sedikit keras teksturnya, sedangkan yang panggang saya belum sempat mencoba. Rugi kalau sudah sampai Brebes nggak borong telur asin loh. 😀

  18. Bama says:

    Dulu orang tua saya pernah tinggal di Tegal waktu saya kuliah di Bandung, dan tiap beberapa bulan sekali saya main ke Tegal. Dari situlah saya coba telur asin Brebes yang legendaris untuk pertama kalinya, dan memang betul, gak terlalu asin dan legit gurih sedap. Saya dulunya gak terlalu suka telur asin, tapi sejak kenal telur asin Brebes jadi ketagihan.

    1. Asikkk ternyata Bama adalah penggemar telur asin Brebes juga. 😀 Waktu bawa pulang sebesek penuh telur asin dan setelah sekian hari sadar bahwa stoknya hampir habis, saya jadi irit-irit banget makan telur asin Brebes nya. Saking senangnya ama rasa dan kelegitan kuning telurnya hahaha.

  19. omnduut says:

    Aku suka banget telur asin. Itu satenya lumayan mahal ya haha

    Btw harga bawangnya berapa? Dua ribu atau 5 ribu? Murah ya

    1. Hahaha dua puluh lima ribu harga sekilo brambang waktu itu, omm. Kan orang tua biasa sebut nominal uang nggak pake lengkap asal pembeli paham aja, jadi kutulis demikian. 😀 Setusuk satenya lumayan bikin kenyang apalagi tusukannya sampai melebihi piring, mesti cobain sendiri biar nggak penasaran lagi hehehe.

  20. Wah itu sate blengong nampaknya sedap kali! Borong brp telor asik, Oom?

    1. Borong telur asinnya buat stok serumah selama sebulan om! Makan setiap hari sampai tensi darah rada naik hahaha

    2. Hahaha … mantabh kaliii 😀

  21. Avant Garde says:

    gak ada pantangan kolesterol kan? satenya dibakar gak terlalu mateng, medium kayaknya, plus gajihnya banyak 🙂

    1. Untungnya sih jiwaku masih muda jadi nggak ada pantangan penyakit apapun donk. Bebas makan berapa butir telur asin Brebes meski selang beberapa hari baru ngeh leher mengencang. LOL.

  22. Avant Garde says:

    daging, telur masih ok, jerohan, gajih bakso wis ra wani -___________-

  23. wih. satenya istimewa kui mas. aku belom pernah ke sana. btw, aku ada beberapa teman asli Bumiayu brebes. katanya alam di sana yahut.. gak sabar nunggu undangan famtrip bupati brebes. hehe

    1. Kenapa harus menunggu undangan dan dibayari famtrip, Nif? Sinih kubayarin wes, makan nasi sama telur asin aja cukup kan? Warteg banyak… Hahaha

  24. Hastira says:

    itu sate blengong bikin penasaran euy, ajdi mupeng

    1. Nahh ikut penasaran juga kan? Jangan lupa makan Sate Blengong kalau mlipir Brebes yah. 😀

  25. Agung Rangga says:

    Dulu waktu pulang ke Bali dari Bekasi naik mobil pribadi, sempat lewatin Brebes dan beli telur asin khas di sana.
    Rasanya benar-benar enak banget! 😀

    Oh iya, ayo ikutan Giveaway “Cerita Hujan”! Ada hadiah berupa buku dan pulsa, deadline 7-21 Oktober 2016. 😀

    1. Malah jadi kepingin overland pantura lanjut Bali seperti dirimu hehehe. Telur asin Brebes memang khas dan enak. 😀
      Meluncur ke giveawaynya. Semoga sukses yah. 🙂

  26. Yasir Yafiat says:

    Penasaran sama rasa telur asin panggangnya Bang.

    1. Kebetulan kemarin nggak cobain telur asin panggang, kalo yang oven bedanya ama yang biasa lebih keras aja. 😀

  27. fahrurizki says:

    telur asin istimewa 😀

    1. Sungguh istimewa, apalagi masakan dari dapur belum siap dikeluargan, telur asin jadi lauk pelariannya. 😛

  28. Terakhir mudik ke solo , aku jg nyobain makan sate blengong ini :D.. enaaak ya rasa dagingnyaa ^o^.. trs pastilah ga pernah absen pokoknya beli telur asin kalo ngelewatin brebes :).. itu udh kayak ritual wajib tiap mudik :p

  29. udah lama gak makan telor asin, siang beli ah

    1. Telur asin sungguh punya banyak penggemar. Semua pada lapar kalau lihat gambar telur asin Brebes. 😀

  30. Kalo baca cerita telor asin gini kenapa lapar ya… hahahaha

    1. Karena baca tulisan ini pas jelang makan siang. 😛

  31. aku suka banget makan telor bebek terutama telur asin tapi sayangnya rasanya suka terlalu asin, pengen kapan2 nyobain telur asin yg asli Brebes. Pernah makan telur asin di Beijing buat lauk karena susah nyari makanan halal dimakan bersama mie instan dan nasi dari sevel tertolong banget dgn telor asin

    1. Wahh ternyata telur asin membantu banget dan menyelamatkan perut yah ketika kesulitan mencari makanan halal di negara seperti Tiongkok. 😀
      Kalau menurut saya telur asin Brebes cenderung tidak terlalu asin dan telur bebeknya juga punya kuning yang legit, tapi tergantung masing-masing pembuatnya juga sih hehehe.

    2. legitnya itu dipengaruhi makanan yg dikasih ke bebek mas, klo makananya bergizi telurnya bagus, bebek aja perlu makanan bergizi apalagi manusia yak biar telurnya jg berkualitas hehehe

    1. Terima kasih sudah mampir kemari, mas Alwi. Mari sama-sama belajar. 🙂

  32. Telur asinnya itu kok ada yang item2 ya mas… eh coklat deh…

    1. Itu jenis telur asin yang dioven sehingga warnanya kecoklatan. Rasanya sih hampir sama dengan yang biasa (warna biru), hanya sedikit lebih keras saja teksturnya hehehe. 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.