Wisata Off-Road Lava Tour Merapi

Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada akhir bulan October 2010 silam meninggalkan banyak dampak bagi korban yang tinggal di daerah bencana. Warga dipaksa mengungsi demi keselamatan mereka, merelakan semua materi yang sudah dipupuk dari awal. Ratusan rumah hancur terkena wedhus gembel, ladang dan kebun tertimbun oleh lapisan abu vulkanik. Tempat wisata dan hotel-hotel di Kaliurang, Sleman, D.I. Yogyakarta pun ikut mati suri selama beberapa waktu.

Memulihkan semangat kerja pasca erupsi tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi Pak Wanto pemilik YoesAdventure berpikiran lain, Jeep Willys miliknya nekad dikendarai guna mengantar wartawan hingga wisatawan mancanegara menyusuri jalan berpasir pasca erupsi. Perlahan tapi pasti para turis mulai melirik aktivitas tidak biasa yang dilakukan dan imbasnya pariwisata di desa sekitar Gunung Merapi pun kembali menggeliat.

Kaliadem plants
tumbuhan di Kaliadem

Jam tangan menunjukkan pukul 05.00 dan saya sudah berdiri di atas mobil Jeep milik Pak Ega, salah satu pengemudi Lava Tour Merapi di Yoes Adventure yang dikelola Pak Yuswanto atau akrab dipanggil Pak Wanto. Di tengah perjalanan menuju Kaliadem, saya melihat banyak camp-camp bertebaran di kanan-kiri jalan berpasir yang menawarkan trip serupa. “Enam tahun yang lalu hanya Pak Wanto yang berani membuat tur semacam ini. Saya sendiri baru memulai jasa ini dua tahun setelahnya.”, jelas Pak Ega.

Embusan embun pagi menjadi teman pendamping suara lirihnya. Beliau pun lanjut bercerita bahwa semenjak terobosan yang dilakukan Pak Wanto, banyak warga yang mengikuti jejaknya. Sekarang sudah ada empat ratus Jeep Willys keluaran tahun 1944 hingga seri di atasnya yang sudah digunakan sebagai salah satu mata pencaharian penduduk lereng Gunung Merapi. Rata-rata mereka membelinya melalui pelelangan yang dilakukan oleh penjual dari beberapa daerah. Tak heran nomor plat mobilnya tidak hanya dari Jawa saja, melainkan ada yang datang dari Sulawesi dan Kalimantan.

Tiba-tiba saja Jeep yang kami naiki menabrak gundukan pasir yang berakibat oleng kanan! Tak elak teriakan kecil keluar dari mulut. Matahari masih belum muncul, gimana kalau pegangan terlepas dan salah satu dari kami terjungkal ke tanah? Rasa panik itu langsung sirna setelah mendengar suara tawa Pak Ega. Rupanya beliau sengaja melakukannya agar saya dan dua kawan yang berada di dalam mobil sedikit ceria!

Kaliadem di Desa Kepuharjo menjadi tujuan pertama Lava Tour Merapi di mana ratusan rumah di sekitarnya pernah diratakan oleh keganasan awan panas atau wedhus gembel 6 tahun yang lalu. Bunker yang dulu digunakan sebagai tempat pengawasan aktivitas Gunung Merapi menjadi saksi bisu sejarah perubahan alam. Saya pun coba membandingkannya dengan ingatan Bunker Kaliadem yang pernah saya kunjungi sebelum erupsi terakhir. Pintu besinya masih kokoh, bangunannya juga tidak roboh, bahkan pengunjung boleh masuk ke dalamnya. Hanya ada rasa yang sedikit menyesakkan seolah roh mereka yang meninggal di dalam bunker karena tidak sempat melarikan diri waktu erupsi hendak menyapa. *hening

Selanjutnya Jeep Willys keluaran tahun 1948 milik Pak Ega membawa kami menuju titik teratas untuk melihat Kaliadem secara luas. Sungguh merasa kecil sekali dihadapkan dengan bentangan alam akibat bencana alam ini. Mengerdil karena mendapat peringatan dari alam itu harus. Agar manusia lebih menghargai alam, tidak serakah dan meminta lebih terhadap apa yang sudah dilimpahkan oleh-Nya.

Kaliadem
pemandangan lain dari Kaliadem

Pada umumnya paket Lava Tour Merapi yang dijual di camp-camp Kaliurang punya beberapa pilihan rute yang dipertimbangkan dengan pilihan durasi perjalanan, satu setengah jam hingga tiga jam. Waktu itu saya dan tim SpotUnik mengambil rute perjalanan seperti ini, sunrise Kaliadem, Batu Alien, mengunjungi Omah Memori di Desa Petung, dan berakhir basah-basahan di Kali Kuning. Masing-masing punya tingkat keseruan dan cerita yang berbeda satu sama lain.

Dalam perjalanan menuju Batu Alien, Pak Ega berulang kali bersikap nakal. Jeep-nya sengaja diolengkan dan melewati tanjakan yang bikin deg-deg-serr. Kenakalannya diulang lagi dengan tancap gas pol yang membuat saya harus mengenggam erat apa saja yang bisa diraih agar tidak terjungkal! Hanya bisa bernafas lega saat tiba di tujuan dan kami diminta untuk turun. Eits jangan dianggap serius, namanya juga keseruan dari wisata off-road. 😀

Batu Alien dikisahkan merupakan sebuah batu berukuran sangat besar yang terlontar sekian kilometer saat erupsi Gunung Merapi. Diamati lebih dekat tidak ada tanda spesifik yang menunjukkan bentuknya mirip alien atau makhluk luar planet dengan bentuk janggal. Kurang paham kenapa warga menamainya seperti itu. Hanya sempat mengendus bau wangi seperti dupa saat melintas di sampingnya, padahal nggak ada yang membakar dupa. Entahlah.

Lain dengan Omah Memori di Desa Petung, Kepuharjo yang menjadi gambaran sebuah rumah yang tersisa sebagian bangunannya karena awan panas yang mendadak berhembus menghampiri kampung tersebut. Jam dinding dengan jarum dengan tulisan November 2010 menjadi salah satu koleksi di sana sekaligus pengingat akan bencana alam yang telah mencabut lebih dari tiga ratus nyawa. Tulang hewan, tumpukan piring plastik yang meleleh, bongkahan boom lava merupakan koleksi lain yang bisa dilihat di Omah Memori.

Usai merenung di Omah Memori, kami dibawa menuju Kali Kuning di Umbulharjo yang air sungainya jernih dan menyegarkan. Adrenalin menurun setelah merasakan kesegaran air sungai, ketegangan mengendur sedikit demi sedikit. Spot ini sering digunakan oleh pengemudi Jeep mencuci kendaraannya, juga untuk membasuh tubuh peserta tour yang kotor karena pasir selama mengikuti Lava Tour Merapi. Beruntung saat saya mengikuti tour, tanah cenderung basah karena hujan semalam sehingga tidak banyak debu menempel di badan.

Memang sensasi naik Jeep Willys di Lava Tour Merapi beda dengan naik 4WD di jalanan off-road menembus hutan seperti yang pernah saya lakukan di Alas Bromo, Karanganyar. Ada keasyikan sendiri merasakan loncatan pantat ketika Jeep berulang kali melindas jalan berbatu. Yah meski sekembalinya di hotel baru sadar kalau otot lengan cenat-cenut minta dipijat. 😀

33 Comments Add yours

  1. aqied says:

    Duh aku dengki deh, beberapa kali hampir lava tour sampe sekarang belum kesampean.
    Baru tau jg kalo ada batu alien. Kalo ke daerah sana tuh jd inget jaman dulu pernah numpang tidur semalam di rumah mbah maridjan. 😢😢😢

    1. Ampun Qid, jangan dengki ntar keriput bertambah loh. 😛
      Malah nggak sampai ke petilasan Mbah Maridjan kemarin, kode buat ikut Lava Tour Merapi lagi nih hahaha.

  2. Terakhir ke Bunker Kaliadem malam tahun baru 2009, Ya Allah udah lama buanget hahahhha

    1. Pernah ke Bunker Kaliadem tahun 2009 juga, lah kok kita nggak ketemu ya, Sitam? Eh tapi daku perginya bukan pas tahun baru dink 😀

  3. dwisusantii says:

    “Ada keasyikan sendiri merasakan loncatan pantat ketika Jeep berulang kali melindas jalan berbatu?”.
    Jadi mending pas naik jeep lava tour merapi pas keadaan laper apa kenyang?
    Aku belum pernah, belum pernah, semua yang mas halim tulis belum pernah 😥

    1. Ehmm pilih setengah laper aja biar nggak tumpah kalo isinya kebanyakan hahaha. Oh iya, wanita hamil dan lansia tidak disarankan ikut naik jeep Lava Tour Merapi, takutnya jantung kumat apalagi sampai mbrojol di tengah perjalanan. Kasian pak driver jadi SOMSE, Suami Orang Mendadak Siaga. 😀 😀

    2. aqied says:

      Aku ngakak ini kenapa pas mb dwi diingetin soal wanita hamil dan lansia

    3. Sengaja biar mbak Dwi tambah kepingin Lava Tour sebelum isi, isi banyak makanan maksudnya 😛

  4. awansan says:

    hihi jadi kangen merapi, dulu sempet mainan offroad ke merapi juga, tapi waktu itu bawa mobil sendiri buat offroad..

    1. Wahh seru banget bawa mobil sendiri buat off-road di sana. Lain kali ajakin saya donk. 🙂

  5. Dita says:

    ya ampuuun aku jadi pengen lava tour lagiii….padahal yg dulu aja belum ditulis nihhh

    1. Yuk yuk ditulis keseruan pas ikut Lava Tour-nya, eh tapi ini ngomongin Lava Tour kan? Bukan nyeritain pengen makan Chocolate Lava Cake? Hahaha

  6. david says:

    terakhir kesana 2011 awal, masih seger igatan tentang erupsi
    waktu itu belum dipungutin biaya

    1. Pasca erupsi juga pernah ke sana lihat puing rumah-rumah yang terkena awan panas dan betul banyak oknum yang memanfaatkannya untuk meminta dana sukarela di tiap lima meter lima meter jalan menuju Kaliadem. Saat terakhir ke sana, sudah tidak ada yang seperti itu lagi, hanya spot tertentu yang diberi kotak untuk mengisi dana sukarela. 🙂

  7. annosmile says:

    seumur2 belum pernah naik jeep lava tour merapi..
    kayaknya asik sik..hihihi
    sewa jeepnya lumayan lah..apalagi kalau personelnya kurang :))

    1. Seruuu pake banget, setidaknya sekali-kali ngerasain off-road di Cangkringan. Nah itu dia kudu kumpulin massa minimal empat orang dulu biar terasa hemat ikut Lava Tour Merapi 😀

  8. Pokoknya bikin ketagihan kalau paket lava tour ke Merapi, ngangenin juga, jadi pengen ber off road lagi 🙂

    1. Wisata off-road buat latihan jantung juga bagus hehehe. Ayok ber-off-road lagi! 🙂

  9. Salman Faris says:

    Kereeeeen Tour Merapinya, kapan2 kayaknya harus menjajal tour ini deh hehehe, ini yang dibilang kemaren yak? hehehe

    1. Worthed banget wisata off-road ini, apalagi lihat Gunung Merapi pake diceritain sejarah sebelum dan sesudah erupsi dari pengemudi. 🙂

  10. evylia hardy says:

    Dalam perjalanan ke Kaliurang dari Klaten, sempet dilewatkan lokasi persewaan jeep menuju ke sini. Tapi karena ada jadwal lain sehingga waktunya ga bakal cukup, ya sudahlah kami skip saja

    1. Lain waktu bisa luangkan coba keseruan Lava Tour Merapi. Nggak nyesel kalau sudah merasakan keasyikannya. 😀

  11. Yugo says:

    Aku malah belum kesampaian off-road Lava tour, padahal dapat tawaran murah. haha

    1. Lava tour Merapi gak serem, bro. Tetep fun meski pantat sedikit dikorbankan hahaha. Ya udah tawaran murahnya dikasih ke diriku ajah. 😀 😛

    2. Yugo says:

      Seremnya sih bukan merapinya, tapi karena ga da temennya. Yo kan wagu naik jeep teriak-teriak sendirian. :v

    3. Kalau sudah ada massa, hyuklah awakku melu ndaftar jadi kanca teriak-teriak. 😀

  12. Gara says:

    Seru banget… berasa teriakannya sampai sini. Penasaran deh suatu hari nanti buat mencoba lava tour, ke Yogya ya cuma lihat papan petunjuknya saja tapi tak pernah mencoba, hehe. Bayarnya berapa ya?
    Nah lho saya penasaran dengan sang batu alien, kenapa tiba-tiba di sana ada wangi dupa, ya. Namanya juga Gunung Merapi ya, landasan kosmogonis alam Mataram dari zaman dahulu kala. Semua peringatan dan gejalanya pasti punya makna. Tinggal kitanya saja mau mendengar dan menyesuaikan diri atau tidak. Yah, sehebat-hebatnya manusia memerintah, akhirnya tunduk juga pada kekuatan alam, hehe.

    1. Cara melihat pesona Gunung Merapi yang diagungkan oleh kerajaan Mataram Kuno paling dekat ya lewat lava-tour ini. Kecuali kalau memang mau mendaki gunung dan bernafsu mencapai puncak sih hehehe.

      Kalau nggak salah ingat harga lava-tour Merapi mulai 400 ribuan, Gar. Ada beberapa spot yang ditawarkan untuk dikunjungi termasuk salah satunya Batu Alien. Dijamin nggak nyesel bayar untuk ber-offroad ria di sana. 🙂

    2. Gara says:

      E-empat ratus ribu ya? Duh, haha…

    3. Bawa gerombolan biar bisa share cost jeep lebih murah, Gar. 😀

    4. Gara says:

      Oiya ya, haha. Itu biaya serombongan kan.

  13. Rahma says:

    mas mau tanya, kalau bawa balita 3 tahun kesana, kira2 bisa ga ya?

    1. Balita tidak disarankan naik jeep untuk off-road, takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Jika ingin mengunjungi obyek menarik di sana seperti Batu Alien, Rumah Memori Merapi bisa dirikues melalui operator yang sudah saya sebutkan di atas. Mereka akan membantu mencari jalan yang aman dilewati agar balita yang dibawa tidak merasakan guncangan hebat sepanjang perjalanan off-road. 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.