Menyesap Susu Kambing Etawa di Dusun Nganggring

Akhir-akhir ini wisata di desa masih menarik perhatian saya. Apalagi kalau bukan alasan utamanya kebebasan menghirup udara segar, tidak banyak polusi yang membuat manusia-manusianya berpikiran sangat dangkal, gampang terhasut bualan-bualan di dunia maya. Dari wisata di desa juga mengharap setruman aura positif yang tersebar dari senyum tulus warga desa yang semakin susah didapat di kota besar.

Maka dari itu akhir bulan lalu saya tidak membuang kesempatan mengunjungi Dusun Nganggring yang terletak di Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari Klaten sepeda motor Adi Firmansyah, blogger asal Klaten yang saya tumpangi melaju ke arah utara dengan waktu tempuh sekitar satu jam menuju Desa Girikerto. Bukan untuk melihat agrowisata buah salak pondoh yang sudah terkenal di sana, melainkan melihat langsung pengolahan susu kambing Etawa.

Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman
Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman

Menurut Pak Tamto selaku Ketua Kelompok Tani “Mandiri” yang menyambut kedatangan kami di Gedung Kelompok Tani Mandiri, Kambing Etawa atau Kambing Jamnapari asal India dibawa oleh Belanda puluhan tahun yang lalu. Awalnya Etawa dikembangbiakkan di Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah dan peranakannya baru mulai masuk ke Desa Girikerto, Sleman pada tahun 1988.

Peranakan Kambing Etawa sudah beradaptasi dengan iklim dan kondisi lingkungan di Indonesia dibanding ras aslinya. Memiliki ukuran lebih besar daripada kambing kacang ( kambing sembelih ). Berat Etawa jantan mencapai 91 kilogram, sedangkan Etawa betina bisa mencapai 63 kilogram. Ciri khas lainnya, mereka berbulu lembut warna hitam dan putih dengan telinga panjang yang terkelepai ke bawah, berdahi dan berhidung cembung.

Oh ya Kambing Etawa bukanlah hewan memamah biak yang dimanfaatkan dagingnya seperti jenis kambing kacang yang banyak diternak di Indonesia. Perahan susu Kambing Etawa betinalah yang dikonsumsi oleh masyarakat karena dinilai mengandung asam lemak 35 %, lebih tinggi dibandingkan susu sapi ( 17 % asam lemak ). Telah dibuktikan tidak ada efek mules apalagi alergi setelah meminum susu kambing seperti yang sering didapat dari pengonsumsi susu sapi. Ternyata penyebabnya adalah gelembung lemak susu sapi dinilai lebih tinggi dan penumpukan lendir yang terjadi menyebabkan alergi hingga ujungnya perut mules.

Banyak yang bercerita tentang kesembuhan penyakit setelah mereka mengonsumsi susu kambing secara rutin, tambah Pak Tamto. Sebut saja penyakit asma, liver, gangguan pencernaan hingga flek pada kulit bisa disembuhkan. Didukung oleh udara sejuk dan jauh dari polusi perkotaan membuat peranakan kambing Etawa di Nganggring tidak mudah stres sehingga menghasilkan kualitas air susu yang lebih segar dan berkualitas. Itulah salah satu alasan kenapa banyak orang dari luar kota hingga luar pulau berburu susu kambing Etawa di sini.

Pak Sutaryono mulai memerah susu kambing Etawa
Pak Sutaryono mulai memerah susu kambing Etawa

Selanjutnya kami dibawa ke tempat pemerahan di mana Pak Sutaryono sebagai salah satu dari 50-an peternak sekaligus pemerah susu kambing Etawa di Nganggring sudah didampingi kambing perahnya. Dari penjelasannya saya baru tahu bahwa dua puting yang dimiliki kambing betina bisa saja memiliki dua kualitas susu yang berbeda. Maka dari itu beliau mengeceknya terlebih dahulu dengan meneteskan sedikit perasan ke punggung tangannya.

Jika warnanya keruh, kental dan bertekstur kasar berarti air susu dikatakan rusak. Sebaliknya jika warnanya putih susu, encer dan lembut tandanya air susunya sehat. Tentu kualitas air susu yang sehat dan rusak tidak boleh dicampur dalam satu wadah, ingat peribahasa “Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga”. 😉

Setelah puting dibersihkan dengan pembersih, Pak Yono mulai memerah dan langsung memasukkannya ke dalam botol kaca berlubang kecil. Supaya kualitas susu sehat tetap terjaga, tidak terkontaminasi udara dan kotoran dari luar yang bisa menyebabkannya keluar bau amis alasannya. Pada umumnya susu kambing diperah jam 7 pagi, sebelum mereka diberi makan. Jika perut dalam kondisi terisi ditakutkan puting yang diperas berdampak pada pencernaan lambung si kambing.

Nah poin pentingnya, air susu si betina harus dikeluarkan setiap hari agar puting tidak membengkak yang berakibat kambing kesakitan. Dengan pakan yang terjamin, rutin dimandikan, kandang yang selalu bersih dan perawatan yang baik dari para peternak, kambing Etawa betina di Nganggring bisa mengeluarkan susu selama satu hingga dua tahun setelah beranak.

Ada yang sudah empat tahun diperah masih menghasilkan kualitas air susu yang sehat sebanyak 500 mililiter hingga 2 liter setiap harinya. Jika ditemui kambing betina yang seret air susu setelah melahirkan, itulah saatnya dia akan kembali dikawinkan dan membiarkannya birahi lagi.

Sitam vs Mbak Diba
Sitam vs Mbak Diba

Penting lagi, kami ditantang untuk meneguk segelas susu kambing sampai habis. Saya termasuk yang galau, takut mual apalagi sampai muntah membayangkan amisnya susu kambing. Bisa gagal pencitraan di depan banyak orang hahaha. Akhirnya terpilih Sitam dan mbak Diba yang berhasil meminumnya habis hingga tetes terakhir.

Setelahnya saya jadi penasaran dengan rasa sesungguhnya susu kambing. Meneguk sisa air susu dari botol yang masih ditenteng pak Yono, ternyata oh ternyata rasanya nggak amis sama sekali, justru sedikit manis dan gurih. Yahh gelo deh pikiran terlanjur terdoktrin keliru dan melewatkan tantangan berhadiah uang tunai itu. 🙂

"susu break" - susu kambing Etawa yang sudah diolah, jadah + tempe bacem + pisang godog
“susu break” – susu kambing Etawa yang sudah diolah, jadah + tempe bacem + pisang godog

Hingga tahun 1995 limpahan susu kambing Etawa di Dusun Nganggring belum banyak bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Hasil perahan langsung dijual mentah ke kota dan disebar ke daerah lain hari itu juga. Mereka belum terpikir untuk mengembangkannya menjadi olahan susu dalam bentuk lain yang bisa bernilai lebih tinggi.

Sampai akhirnya empat tahun lalu Pak Tamto memiliki inisiatif untuk mengembangkan sebuah tempat pengolahan hasil perahan susu kambing Etawa. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh beberapa universitas termasuk UGM ( Universitas Gajah Mada ) semakin membulatkan tekadnya untuk mengolah susu kambing Etawa menjadi susu bubuk yang bisa awet hingga 2 tahun dan bisa dipasarkan hingga luar kota bahkan luar negeri.

Kami diperbolehkan masuk dan melihat proses pengolahan dari susu cair menjadi susu bubuk. Pertama-tama Pak Tamto mengumpulkan susu mentah dari pemerah yang dihargai sekitar 15.500 perliternya. Susu cair dibekukan terlebih dahulu ke dalam mesin pedingin agar memperpanjang umur susu mentah yang umumnya hanya bertahan satu hingga dua hari saja. Selang beberapa waktu, susu mentah dipanaskan dalam api besar dan diaduk perlahan secara terus-menerus hingga mengental. Pegawai di pabrik memerlukan waktu pengadukan selama 2,5 jam hingga 3 jam supaya menjadi bubuk.

Setelah itu susu bubuk diusung ke sebuah ruang tertutup di mana terdapat mesin pengadukan guna mencampur bubuk dengan formula, bahan pengawet, dan perasa yang sudah disiapkan sebelumnya oleh tenaga ahlinya. Susu bubuk pun siap dikemas di tempat pengemasan. Mau kemasan kecil untuk sekali seduh pergelas atau kemasan besar 200 gram untuk beberapa kali minum, susu bubuk kambing Etawa merk EGM ( Etawa Gunung Merapi ) sudah menyediakannya. Harganya juga bervariasi mulai dari 30.000 rupiah tergantung ukuran dan rasa.

deretan kandang Kambing Etawa di Nganggring, Girikerto, Sleman
deretan kandang Kambing Etawa di Nganggring, Girikerto, Sleman

Merk baru EGM ( Etawa Gunung Merapi ) diharapkan Pak Tamto bisa melayani permintaan konsumen yang terus bertambah seiring dengan khasiat susu kambing Etawa yang sudah tersebar dari mulut ke mulut. Dengan perkembangan ini nilai jual susu kambing Etawa lebih meningkat dibanding penjualan susu mentah, menaikkan taraf hidup Nganggring. Juga mampu memberikan lapangan kerja baru bagi warga desa sehingga mereka tidak lagi memikirkan kesempatan kerja yang ditawarkan oleh kota besar, tutup Pak Tamto.


Note: Ingin mengenal lebih jauh tentang khasiat Susu Kambing EGM bisa buka Fanpage FB mereka di –> Susu Kambing EGM. Atau hubungi Pak Yono di nomor 08562663291. 🙂

27 Comments Add yours

  1. Tetap saya paling antusias karena bias minum satu gelas plus bonus hahahahhahah

    1. Kalo inhet sekarang nyesel lihat dirimu menegak begitu nikmatnya susu kambing Etawa fresh >_<
      Suk awakku kudu mbaleni dewe, susup langsung dari kambingnya hahaha.

  2. Avant Garde says:

    marai kemecer mas susune >.<

    1. Loh lak ngunu to bayangane hahahaha. 😀

  3. dwisusantii says:

    Itu beneran bisa nyembuhin berbagai macam penyakit?
    Kalau jomblo bisa sembuh?

    1. Penyakit asma, pencernaan nggak ada efek alergi seperti susu sapi, mbak. Pas cicip yang fresh juga nggak mules. Trus minum dua gelas susu kambing Etawa yang sudah diolah jg nggak bengah. Eh kesannya minumku buanyak banget ya hahaha.
      Ehm untuk mengobati penyakit jomblo sepertinya susu kambing Etawa kurang memberi efek menyembuhkan, bisa mampir ke dukun cinta atau mampir ke biro jodoh yang kukelola #ehh hahahaha 😀 😀

    2. dwisusantii says:

      Kalau rasa yang masih seger sama yang udah diolah enakan mana mas? Aku pingin yang belum diolah tapi dingin pasti seger banget :’)
      Baiklah, apa alamat biro jodohnya? Siapa tau kalau aku pas nyasar bisa mampir 😀 *duh malah kepancing dijak ngelantur*

    3. Enak susu kambing Etawa segar yang langsung diminum setelah diperah, mbak Dwi. Kalau mentahan yang sudah dibotol kudu direbus dulu sepertinya.
      Alamat bironya via japri yah, biar yang lain ikut penasaran buahahaha…

  4. Bama says:

    Tahun kemarin di kantor yang lama ada salah satu temen kantor yang bawa susu kambing. Saya nyicipin dikit, soalnya penasaran dan memang gak termasuk yang geli sama daging kambing. Tapi ternyata susu kambingnya rasa daging kambing! Aneh dan geli jadinya, dan seharian rasa itu gak ilang-ilang dari lidah. 😀 Mungkin perlu coba susu kambing Etawa ini.

    1. Sungguh nggak kebayang susu kambing rasa kambing, Bama. Duh pasti temanmu salah beli atau dapat yang kualitas susu kambingnya sudah rusak. >.<
      Susu kambing yang bisa dikonsumsi di Indoensia setahuku cuma susu kambing Etawa, kalo kambing jenis kambing sembelih cuma cocok dikonsumsi anak mereka saja hehehe. Susu bubuk kambing Etawa sendiri setelah diseduh rasanya mirip susu formula yang dijual di pasar. kalau ke Solo kusuguhin susu bubuk kambing Etawa dari Nganggring deh. 😀

  5. Fubuki Aida says:

    enak ini kelihatannya. dari foto proses produksinya pun nampaknya terpercaya

    1. Kebersihan kambing Etawa di sana juga terjaga. Mereka rutin dimandiin oleh peternaknya dan putingnya juga dibersihkan dulu sebelum diperah sehingga kualitas air susu beneran bersih dan segar. Pun dengan pengolahan susu bubuk, dijaga kesterilan di dalam tiap ruangannya. 🙂

  6. aqied says:

    Aku dulu jg pernah minum susu kambing yg rasanya lebih mirip minum susu bareng kambing. Trus jadinya smp skrg buat campuran kopi pun masi susu sapi deh

    1. Mungkin itu sebabnya kemarin pemerah di Nganggring menjaga banget air susu yang sudah diperas agar tidak terlalu lama di ruang terbuka, diletakkan di dalam botol kaca lalu menyuruh kita segera meminumnya. Rasanya memang beneran fresh susu, nggak ada bumbu kambing hehehe. Kak Aqied cobain langsung di sana yuk biar ada sensasinya 😀

  7. Terus terang aku lebih milih minum susu sapi yang langsung segar begitu daripada yang sudah memasuki proses pengolahan mengjadi susu bubuk tapi gak bakalan sampai kupang kalo harus dalam kondisi segar bukan bubuk ya

  8. Baktiar says:

    Terus terang aku sendiri lebih milih minum langsung susu yang baru dihasilkan karena pasti lebih segar dan manfaatnya masih murni dibanding susu yang sudah melalui proses pengolahan sampai menjadi susu bubuk. CUma kalo nunggu yang masih segar gitu gak bakalan sampai ke Kupang ya, ato ada juga yang dibuat dalam fresh kemasan kaleng kaleng atau botol kaca gitu?

    1. Sementara mereka belum mengembangkan susu kaleng, takut nggak asli lagi rasa susu kambing Etawa-nya karena terlalu banyak campuran formula untuk mengawetkan hehehe. Mengolahnya menjadi susu bubuk lebih memudahkan untuk dipasarkan dan awet lebih lama tanpa resiko lebih besar.
      Omong-omong saya jadi penasaran dengan rasa susu kuda liar Sumbawa, mas Baktiar hehehe.

  9. Hastira says:

    rasanya amis gak susu kambingnya??? mungkin yang sudah olahan gak kerasa amisnya ya

    1. Waktu cobain yang fresh perahan dari kambing Etawa-nya langsung rasanya nggak beda dengan susu kaleng, segerrrr. Diwadahi botol dengan lubang kecil oleh pemerahnya tidak memungkinkan air susu kambingnya terkontaminasi udara luar sehingga tidak membuatnya berbau amis 🙂

  10. Aduuuuuh, aku geli ngebayangin susu kambing. Aku susu almond aja deh.

    1. Hahaha padahal rasanya beneran nggak beda ama susu kaleng yang dijual di supermarket kok. Cuma susu kambing jenis Etawa berbulu hitam-putih (warna yang sama dengan sapi perah) yang susunya enak dikonsumsi. Kalo nemu susu kambing yang lain entah gimana rasanya 🙂

  11. Dita says:

    fokus ke fotonya Sitam yang lagi neguk susu kambing….totalitas!! 😀

    1. Model yang totalitas banget ya hahaha. Mudah-mudahan Sitam bisa diangkat menjadi Duta Susu Kambing Etawa karena usahanya! 😛

  12. Fanny f nila says:

    Aku penasaran pgn liat proses pengolahan susunya ;). Tp ga pgn nyobain :p. Ga susu soalnya, apalagi putih bgitu :p. Kecuali susu coklat br mau.

    Eh mas,inikan kambingnya baru melahirkan ya. Nah jd anak si kambing ga minum susu induknya dong?

    1. Betul kambing Etawa betina diperah susunya setelah melahirkan anaknya. Kemarin dengar info bahwa si anak tetap diberi air susu ibunya hanya beberapa minggu saja, selanjutnya air susu diperah oleh pemerah untuk dikonsumsi manusia. Susu kambing Etawa terus diperah sampai kantongnya tidak bisa menghasilkan banyak air susu lagi. Itulah saatnya si induk kembali dikawinkan dan menunggunya melahirkan lagi. Umumnya kambing bisa melahirkan dua kali dalam setahun. Begitu dan seterusnya dunia perperahan susu hewan yang berlaku juga untuk sapi perah. 😀

  13. ghozaliq says:

    akhir tahun kemarin, disiruh dosen muter-muter di Nanggring buat ngedapetin data. Alhasil dapet segelas susu kambing dari Pak Tamto 😀

    1. Asik nih berburu data untuk kampus malah dapat rejeki cicip segelas susu kambing. Enak ya rasa susu kambing Nganggring-nya. 😀

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.