Kuliner Madura Tanpa “Madura”

Setelah melakukan perburuan kuliner di Pulau Madura beberapa bulan lalu, saya baru sadar bahwa perantau dari Madura yang menetap di Jawa dan pulau lainnya telah berkreasi dengan resep kuliner asli daerah asalnya agar olahan makanan yang dijualnya bisa diterima oleh penduduk lokal di tanah rantau. Sayang hasil akhirnya justru melunturkan rasa dari kuliner asli Madura.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa banyak daerah di Indonesia yang masih minder mengenalkan kuliner tradisionalnya. Penduduk lokal justru lebih terbuka dengan ragam kuliner yang dibawa oleh pendatang daripada masakan yang diolahnya sendiri. Akibatnya, kuliner kuliner tradisional di daerah tersebut hilang perlahan, tergeser, dan dikalahkan oleh popularitas kuliner baru.

Soto Madura di Jawa
Soto Madura di Jawa

Jadi jangan kecewa jika tidak menemukan Soto Madura di Madura. Soto Madura yang dijual di Pulau Jawa ternyata hasil kreasi dari Soto Sulung khas Jawa Timuran yang memakai jerohan sapi sebagai bahan dasarnya. Begitu pula dengan warung Sate Ayam di Madura yang ternyata tidak sebanyak lapak-lapak Sate Ayam Madura yang bertebaran di luar Pulau Madura.

Lalu seperti apa sih kuliner asli Madura yang mudah ditemui di Pulau Madura?

Are you ready? 😉


Nasi Kobel Madura
Nasi Kobel khas Sampang

Dalam perjalanan Sampang-Pamekasan, saya dan seorang kawan mencari keberadaan Warung Mina yang kerap dibicarakan orang. Setelah tanya sana-sini ternyata warung tersebut baru buka malam hari. Untungnya ada sebuah warung yang menjual menu tak beda jauh dengan Warung Mina.

Tak lama kemudian si penjual menyodorkan sepiring nasi dilengkapi potongan ikan tongkol yang sudah dibumbui, ditambah bakmi, gorengan semacam bakwan, taburan kering tempe dan terancam (parutan kelapa bumbu pedas). Warga sekitar menyebutnya Nasi Kobel yang merupakan singkatan dari “korang abelih”, bahasa Madura yang kira-kira artinya kalau kurang boleh kembali (ambil).

Sebenarnya Nasi Kobel adalah nasi bekal para nelayan yang akan melaut. Bekalnya berisi nasi porsi besar diisi dengan lauk potongan ikan tongkol dan tambahan lauk lain seperti cumi atau peyek udang. Sajian sederhanan khas nelayan pesisir Madura yang sekilas mirip dengan Nasi Rames ini banyak dijumpai di sepanjang jalan Pantai Camplong, Kabupaten Sampang. Mereka menjual Nasi Kobel dengan harga mulai dari 6.000 rupiah.


Soto Keppo
Soto Keppo

Perjalanan dilanjutkan ke arah timur tepatnya 15 kilometer dari Pamekasan menuju Sumenep. Tak jauh dari Pasar Keppo yang terletak di Jalan Raya Keppo, Kabupaten Pamekasan terdapat sebuah warung soto yang kecil tapi punya kuliner maknyus. Warung yang dirintis sejak tahun 1986 tersebut mengolah soto ayam dengan cara yang unik. Keunikannya memperkaya rasa dari soto. Mengingat letaknya di daerah Keppo, maka si pemilik memberi nama sotonya dengan nama Soto Keppo.

Dari gambar di atas memang seperti soto ayam pada umumnya. Eits, dijabarkan dulu baru komentar yah. Kuah kaldu ayam berwarna bening diguyurkan ke dalam mangkok yang sudah diberi suwiran daging ayam, irisan telur, soon atau bihun, dan potongan kecil kentang. Tak lupa diberi taburan taoge goreng dan remukan keripik. Jangan cari kecap, karena tidak tersedia kecap di warung ini.

Remukan yang terbuat dari campuran adonan tepung terigu dan tepung beras itulah yang membuat Soto Keppo tambah lezat. Remukan akan semakin melunak karena meresap air kaldu bercampur dengan kuah dan potongan lontong yang sudah disediakan di meja. Rebusan kuah ayam yang sudah dibumbui juga tidak terlalu encer. Ughh, sungguh bikin kepo! (Harga seporsi Soto Keppo mulai dari 8.000 rupiah)


Sate Ayam Bluto_Madura
Sate Ayam dan Sate Kambing Bluto

Petualangan kuliner di Madura masih belum selesai. Sebelum saya memasuki Kota Sumenep, saya menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah warung sate yang sudah dari lama kondang dengan sajian sate dan gulenya. Siapa yang nggak penasaran dengan sate di Madura? Saya pun sangat penasaran. Warung Sate Tiga Lima yang terletak di Jalan Waringin 5A, Bluto, Kabupaten Sumenep menjadi pilihan saya untuk melihat dan ingin mencicipi seperti apa sate di Madura sesungguhnya.

Menu favorit pelanggan di sini adalah Sate Ayam dan Sate Kambing. Setelah seporsi Sate Ayam mendarat di meja makan, ternyata oh ternyata potongan daging ayam di tiap tusuknya tidak sepelit yang dijual di Jawa. Satu tusuknya berisi irisan daging yang cukup tebal. Meskipun irisannya tebal, tapi dagingnya tidak terasa ulet, ditambah kecapnya yang punya rasa tidak terlalu manis. Sungguh Sate Madura yang bukan “Sate Madura”! Saus kacang lembutnya pun seolah-olah diracik dengan istimewa sehingga saya agak susah menjabarkan campuran bumbu dan rempah yang mereka gunakan.

Selain Sate Ayam dan Sate Kambing, pelanggan warung juga terlihat banyak memesan menu Gule Kambing. Untuk kuliner yang terakhir, wajib dicoba juga karena kuah kaldu kambing untuk gulenya lagi lagi tidak bikin eneg. Bagi saya, gule kambing di Madura terasa lebih ringan di perut dibandingkan gule kambing di Pulau Jawa.


Solo Kaldu_Madura
Kaldu Biasa

Sekali lagi saya tidak menemukan “Soto Madura” dengan bahan jerohan sapi selama bertualang di Madura. Kuliner berkuah seperti soto di Kota Sumenep justru memakai bahan utama kaki sapi atau kokot dalam bahasa Madura. Warung Adnan di Jalan Wahidin no. 5 merupakan salah satu warung makan yang menyajikan menu Kaldu Kokot yang terkenal di Kota Sumenep.

Ada dua pilihan favorit yang disediakan oleh Warung Adnan bagi para pemburu kuliner yaitu, Kaldu Biasa dan Kaldu Kikil. Yang pertama saya cicipi adalah Kaldu Biasa. Tersaji potongan tulang diguyur dengan kuah rebusan yang sudah diberi bumbu khas mereka. Kemudian ikut ditambahkan potongan kecil singkong yang telah direbus sebelumnya dan kuah tambahan serupa bubur kacang hijau.

Beda dengan Kaldu Kikil yang disajikan dengan potongan kikil lalu diberi lebih banyak kuah bubur kacang hijau. Hal tersebut membuat kuah gurih kokot semakin kental. Lontong dan gorengan terbuat dari ketela menjadi teman pendamping dari Kaldu Kokot. Jika pelanggan ingin menambah rasa manis tinggal menambahkan bumbu kacang halus yang sudah disediakan di piring terpisah.

Kaldu Kikil - Warung Adnan Sumenep
Kaldu Kikil – Warung Adnan Sumenep

Kaldu Kokot Warung Adnan di Kota Sumenep memiliki harga 30.000 rupiah perporsinya. Meskipun agak terasa aneh di awal melihat penampilannya, Kaldu Kokot justru jadi salah satu kuliner khas Madura favorit yang pernah saya cicipi di Madura. Katanya sih kaldunya bikin stamina badan tambah strong, katanya loh. Ehmm, kalau masih membujang gini badan kuat buat apa dan siapa ya? 😛


Note : Daftar kuliner di atas membuktikan bahwa Madura tidak hanya punya kuliner bebek-bebekan yang ada di Bangkalan saja. Memang belum semua kuliner di Pulau Madura sempat saya cicipi dan tulis di sini. Masih ada rujak dengan petis khas Madura yang maknyus, lalu Nasi Serpang dan banyak kuliner lain yang tak kalah menarik.
Jadi, tunggu apa lagi?

Selamat berwisata kuliner di Madura. 😉

63 Comments Add yours

  1. Evi says:

    Walaupun tanpa Madura, tapi semua sedap kok. Nasi Kobel itu mengajarkan kita agar penuh kasih. Kalau orang belum kenyang, apa laginelayan yang kerjanya butuh energi banyak, akan tertolong deh 🙂

    1. Nasi Kobel jadi mirip dengan kisah kasih nasi Padang yang dibungkus isinya pasti lebih banyak dibanding nasi yang dimakan di tempat ya 🙂

  2. mysukmana says:

    dari sekian kuliner yang tersaji di blognya mas halim adalah Sate Ayam ,Sate Kambing Bluto dan soto keppo yang menarik perhatian saya. karena menurut saya itu adalah senyawa yang bikin lidah ini bergoyang 🙂

    1. Sate Bluto-nya saus kacangnya sedap banget, nggak terlalu manis seperti saus kacang sate di Solo, mas. Kalo mlipir Madura wajib cicip salah satu atau mungkin mau borong semuanya juga boleh 😀

  3. Gara says:

    Indonesia memang kaya akan keajaiban kuliner ya Mas. Banyak di antara masakan di sini yang baru saya dengar (maklum, saya anaknya kuper :haha). Tapi saya favorit semua deh kayaknya, soalnya saya suka dengan yang gurih-gurih, apalagi yang banyak dedagingannya! :hoho. Petualangan perut yang sangat menyamankan, kalau saya bayangkan :hehe.

    1. Kabar gembiranya daftar di tulisan ini belum semua kuliner di Madura dimasukkan hahaha. Kuliner lokal memang kudu cicip langsung pas ke sana sendiri biar punya petualangan perut yang asoy. Bentar lagi nulis heritage ahh biar Gara makin nggak sabar ke Madura 😛

    2. Gara says:

      Boleh… ditunggu tulisannya :)).

  4. nDayeng says:

    Waduh..kalau saya makan apapun kudu minimal manis [kecap] maklum lidah jawa banget. Agak mirip dengan realita kota dawet ayu Banjarnegara yang justru sedikit penjual dawet di kota sendiri. Kalaupun ada setahuku cuma satu didaerah tapen, wanadadi yang paling terkenal dan enak. Sisanya malah sering ditemui dikota besar lain misal jakarta dengan embel-embel “dawet ayu khas Banjarnegara” digerobaknya. Akan tetapi soal rasa tentu beda dengan yang dijual dikota asal Banjarnegara.

    1. Tidak disediakan kecap dengan harapan biar pelanggan merasakan kaldu asli dari soto kali ya. Kalau sudah tercampur dengan kecap dan saus sambal biasanya rasa sudah campur aduk nggak keruan hehehe. Baru tahu loh dawet ayu di Banjarnegara malah jarang. Kebetulan belum pernah explore sana. Sepertinya ini kode buat mlipir deh 😀

    2. nDayeng says:

      jadi kudu bawa kecap sendiri sebelum mencicipi kuahnya hehehe. hayoo mampir dong ke Banjarnegara : )

    3. Hahaha boleh boleh bawa kecap sendiri 😀 Banjarnegara sudah masuk agenda, mudah-mudahan bisa segera ke sana hehe

    4. nDayeng says:

      wah..mudah2an bisa bertemu ya..

  5. praditalia says:

    Wah…. madura…. beberapa kuliner di atas sudah saya cicipi, maklum saya anak madura tulen. Mau sedikit ralat ya, kobel itu -korang abelih- bukan -korang ambelih- hehehe. Memang kaldu kokot itu yang paling sering ditanya sama orang2 yg pernah kulineran ke madura. Sate madura yg paling terkenal itu sate lalat -sate lala’- soalnya ukurannya kecil2 kayak lalat. Oya soto di madura itu hampir tiap kabupaten beda-beda, kalau bisa nyicipin soto semenep, karena mnrt sayaa itu enak bgt, hehe. Terimakasih sudah menuliskan ttg madura, saya aja blm pernah, jd terinspirasi jg buat nulis kuliner khas madura

    1. Asyikk ada anak Madura komen di tulisan ini. Wahh sate lala’ terdengar menarik, duhh jadi kepingin balik Madura lagi. Boleh nih lain waktu kalau kembali ke Madura dikenalkan ke kuliner yang saya belum pernah coba hehe. Terima kasih untuk ralatnya kepanjangan dari kobel. Akan segera saya edit. Salam kenal yah 🙂

    2. praditalia says:

      Boleh… boleh… dengan senang hati 🙂 semoga kalau ke madura pas saya lagi di madura hehe

  6. Goiq says:

    wooww… Indonesia tuh kaya banget yah. Banyak banget kuliner yang belum saya cobain.. Berarti mesti banyakin jalan-jalan lagi nih

    1. Masing-masing daerah punya kekhasan sendiri. Yukk jalan. Eh tapi banyak nabung dulu baru banyak jalan dink hihihi

  7. Avant Garde says:

    soto kepo yang warna kuning itu kok kayak …. hahaha

    1. Mirip soto? Yah namanya juga soto hahaha. Cicip sendiri biar nggak pnasaran 😛

    2. Avant Garde says:

      Mirip anu hahaha… aku mau cobain sate aja deh

  8. agoesman says:

    kalo gi travelling memang gak kan pernah lewatkan kuliner nya…masing-masing daerah punya kekhasannya…mudah-mudahan melalui blog ini bisa dipromosikan …heeeee
    salam

    1. Iya nih saya selalu sempatin berburu kuliner tradisional. Percaya bahwa dengan membeli dari mereka, secara tidak langsung ikut membuat mereka percaya diri dengan kuliner daerahnya dan membantu mempertahankan ketradisionalan daerah tersebut 😀

  9. ilaelmu says:

    wooow ke Madura…mlewati rumahku dong (pamekasan). hehe…
    yup bner,harus nyobain sate Lala’ (B. indo:Sate Lalat)

    1. Ohh rumahnya di Pamekasan? Dulu malah sempat bermalam di kotanya loh dan pingin balik lagi ke Pamekasan. Alasannya ada beberapa bangunan tua di tengah kotanya *mata berbinar*

  10. Sadam says:

    Saya mau dong soto kepo yg bkin kepo org haha

    1. Cuma Soto Keppo aja? Yakin nggak mau lainnya? Ya udah ngak jadi nraktir Kaldu Kokot 😛

    2. Sadam says:

      Kalo ditraktir aku mau semua jg gpp

  11. noerazhka says:

    Soto Kepponya kok bikin ngeces yaaa ..
    Penampakannya mirip Soto Surabaya atau Soto Lamongan, kuning gitu kuahnya, tapi sepertinya lebih ringan. Duh, beneran kudu eksplor Madura lagi nihhh .. 😀

    1. Kuah Soto Keppo-nya kental trus remukan kripiknya juga nggak merusak rasa asli soto. Apalagi ditambah tempe goreng… Slurpp banget, Zah 😀
      *kmudian dibalang mangkok*

  12. Tergoda dengan Nasi Kobel. Sederhana, tapi nikmat 🙂

    1. Porsi Nasi Kobel yang saat itu kupesan cuma nasi separuh ( seperti yang terlihat di gambar ). Kalau nggak bilang dari awal, si penjual akan memberi porsi nasi normal yang isinya menggunung di piring hehehe.

    2. Oke. Aku pesen sepertiga porsi aja kalau gitu 😀

  13. Duh baca nya sambil nelen ludah berkali-kali

    1. Hihihi setelah baca ini jangan menahan lapar, kasian perut 😛

  14. Dita says:

    astagaaaa jam makan siang terjebak kerjaaan trus baca iniiiii, dosa apa aku Tuhaaaan? T_T *pegangin perut*

    1. Untung nggak terjebak kenangan ya kak. Banyak pilihan kuliner Madura, mari, mari silakan pilih hahaha

  15. Kopiah Putih says:

    Eh, banyak sekali ternyata. Padahal yg saya thu semua sate dan soto sama aja. 🙂
    Salam hangat dari Bondowoso.

    1. Sebenarnya masih ada banyak pilihan kuliner Madura, sayangnya saat itu keburu waktu jadi nggak sempat bikin perut buncit akibat cicip semua kuliner di sana 😀
      Terima kasih sudah berkunjung. Boleh nih saya dikenalkan dengan kuliner Bondowoso hehe.

  16. Dwi Puspita says:

    kaldunya bikin meleleh nih…enak kui…

    1. Kaldu Kokot-nya maknyus banget yah 😀

  17. Rifqy Faiza Rahman says:

    Suegerrrrrr…. *Piring mana piring* 😀
    Memang sih seperti itu nyatanya. Orang-orang terjebak pada paradigma, “kalau ke Madura, jangan lupa makan Bebek Sinjay!” Ya memang itu yang ramai, tapi kalau mau berjalan terus ke timur, ketemunya ya makanan-makanan tradisional yang khas dan sederhana seperti ini…

    http://papanpelangi.co/2015/10/23/di-balik-kesulitan-ada-kemudahan/

    1. Ehh ini minta piring buat nampung iler atau mau pesan salah satu kulinernya? Hahahaha.
      Marketing si bebek yang lebih maju ketimbang kuliner tradisional di sisi timur Madura membuat paradigma itu kali ya, Qy. Maka dari itu daku ingin pembaca sadar bahwa Madura nggak cuma sebatas Bangkalan, masih ada kabupaten yang lebih menarik 🙂

    2. Rifqy Faiza Rahman says:

      Pesen maemnya Mas :3

      Iya, Asyik sih sebenarnya main ke sudut-sudut Madura yang terkesan keras dan udik 🙂

  18. Duh sotonya bikin ngiler mas…

    1. Kalau masih ngiler setelah selesai membaca tulisan ini berarti kode buat segera main ke Madura hahaha

  19. Mas Eko says:

    nah yang begini nih.. namanya warung.. tapi seleranya resto 🙂 pas dikantong..nikmat pastinya

    1. Toss dulu… 😀 😀

  20. momtraveler says:

    Weleeehhhh….ngecess tenan moco iku. Apalagi soto keppo tu jan tenan marai kepo hehehhe….

    1. Yukk cicip Soto Keppo langsung biar nggak kepo lagi, mbak Muna 😀

  21. duduul says:

    hadeuuuhhh… bikin ngileeeeerrrrr……
    Kangen sama soto madura ini 😦

    1. Pilih soto yang mana hayoo? Kaldu kokot di Sumenep juga enak loh 😉

  22. sofyan says:

    dari semua kuliner yang ada, yang paling saya suka sama sate bloto :3

    1. Saus kacang Sate Bluto rasanya nggak terlalu manis, satu kata : enakkk 😀

  23. kok jadi pengen makan kaldu kikil ya.. hmmm

    1. Jadi… buruan cuti trus liburan ke Sumenep 😛

  24. Hamid Anwar says:

    aaakkk pengen sate bluto. Dagingnya gede gede 🙂

    1. Sate khas Madura yang beda dengan kenyataan Sate Madura selama ini 😀

  25. Wooclip @Nonton film gratis says:

    Wow these look so yummy! My mouth is watering just looking at your photos.

  26. Hastira says:

    soto kepo, ih penasaa lain., kapan ya bisa nyicipin. apa sudah ada di kota lainnya. Setahu aku di kotaku belum ada nih

    1. Soto Kepo cuma ada di madura setahu saya. Kuliner Madura unik dan pas di lidah. Mesti cobain kalau mlipir ke Madura, mbak Tira 🙂

  27. ibn says:

    waduuuh….reng madhureh (orang madura)
    jangan lupa dong rujak cingurnya . . . .

  28. Bara Anggara says:

    Hmmm,, penasaran sama rasa sate asli maduranyaaaa.. Enak mana ya sama yang biasa ditemui di luar madura..

    -Traveler Paruh Waktu

    1. Kudu dicoba sendiri di Madura langsung berarti hahaha. Tiap kabupaten di Pulau Madura punya kuliner unik, jadi kudu dicobain satu-persatu sate di masing-masing tempat, Bara. 😀

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.