Menguji Sabar di Lampung Carnival 2015

30 Agustus 2015,

“Bunda, Bunda… sudah hampir jam tiga kok pawai belum juga dimulai?”

Mungkin mereka masih bersiap-siap di belakang panggung. Sabar ya, Dek.” jawab seorang ibu kepada anak laki-lakinya.

Terik matahari sudah sedikit meredup sore itu. Satu-persatu payung penghalau panas dilipat oleh penonton barisan depan yang sedari siang memadati sepanjang Jalan Dr Susilo, Bandar Lampung.

penonton Lampung Carnival 2015 di sekitar Masjid Al-Furqon
penonton Lampung Carnival 2015 di sekitar Masjid Al-Furqon

Warga Lampung terlihat antusias menunggu puncak dari rangkaian Krakatau Festival yang diadakan untuk memperingati terjadinya letusan Gunung Krakatau 27 Agustus 1883 silam. Tak menghiraukan keringat yang membasahi baju mereka selagi menunggu di sekitar Mahan Agung atau rumah dinas Gubernur Lampung hingga persimpangan Masjid Al-Fuqron di Jalan Diponegoro bahkan sampai Lapangan Saburai.

“Masih lama ya… Adek haus, Bun.” rengek si anak.

“Kita beli es teh di warung depan itu yuk. Mumpung bapak-bapak itu masih pidato panjang lebar di atas panggung.” bujuk si ibu sambil menyeka keringat Adek.

Sekelompok model mulai berlenggak-lenggok di atas karpet yang digelar di jalan raya depan Mahan Agung. Mengenalkan kreasi baju berlapis tapis selaku salah satu kain tradisional Lampung sekaligus kebanggaan warga Lampung. Menunjukkan bakat modelling mereka di hadapan para petinggi dan tamu undangan yang duduk di atas panggung.

Tak selang lama, mas dan mbak MC membacakan urutan para pendukung Karnaval Budaya 2015 bertajuk Lampung Culture & Tapis Carnival V. Mulai dari kabupaten dan kotamadya di Provinsi Lampung hingga peserta dari luar Pulau Sumatera seperti Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat.

sebut saja namanya
sebut saja namanya “Adek”

“Mimi, Mimi… sudah mulai! Adek boleh maju ke depan?” tanya Adek dengan nada gembira.

“Tadi Ibu dipanggil Bunda, sekarang dipanggil Mimi. Gimana sih Adek ini? Hihihi.”

“Kan biar Adek dianggap anak gaul seperti anak selebriti yang panggil ibunya Mimi, Bun.” jawabnya sambil terkekeh.

“Ya sudah sana ke depan. Hati-hati dengan tabletmu! Jangan jatuh.”

Gajah Sumatera di Lampung Carnival 2015
Gajah Sumatera di Lampung Carnival 2015
wakil dari Yogyakarta -
wakil dari Yogyakarta – “Limbok of the 21th Century”

Usai pertunjukan Limbok of the 21th Century dari Kota Yogyakarta muncul segerombol penari perempuan berkebaya warna merah ditutup stagen hijau, dengan bawahan jarik motif kawung dan tak lupa membawa alat tiup mainan anak kecil, itulah kemeriahan Cantrik Mentrik dari Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disusul wakil dari Gunung Kidul dan Sleman – DIY, Sanggar Bumi Gora dari Nusa Tenggara Barat, Banten, dan DPW Bundo Kandung Prov Lampung yang memperlihatkan kekayaan budaya Minangkabau.

“Adek sudah selesai memotret?” tanya si ibu sambil menyeka keringat yang membasahi jidat anaknya.

“Belum. Adek ngambek sama om-tante yang ada di depan. Selagi asyik memotret, Adek dihimpit ama mereka yang pakai tustel berukuran besar. Lalu pak Satpol juga ikut-ikutan dorong Adek ke belakang.”

“Sabar ya, nak. Om dan tante di depan sedang berkerja, mencari gambar untuk dipublikasikan di koran yang besok akan Ayah baca. Kalau pak Satpol, mungkin dia lelah. Hihihi.” jawab ibunya dengan harap anaknya tidak marah lagi.

Masih belum ada senyuman tersungging di bibirnya, si ibu pun menambahkan, “Sudah. Adek harus sabar karena ini kan tontonan bersama. Sekarang Adek berdiri di depan Hotel Marcopolo sana biar bisa ambil gambar dengan leluasa.”

“Bunda berkata betul. Adek akan berdiri di samping mas Bagas dan Ayah di sana saja.” sahut Adek.

“Jangan lupa tebar senyum ya, biar penari yang melintas di depanmu ikut tersenyum.” tutup si ibu sambil mengedipkan sebelah matanya.

sabar ya Dek...
sabar ya Dek…

Dari Provinsi Lampung sendiri diramaikan oleh perwakilan dari Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Lampung Utara dengan tema Gawi Lapah Pineng. Disusul Kabupaten Tulang Bawang Barat yang mengusung tema Intar Bumbang Aji, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Pesisir Kanan, Kota Metro, Kabupaten Tulang Bawang yang menonjolkan semboyan Sai Bumi Nengah Nyappur. Diikuti perwakilan Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Barat dengan kisah Muli Ngejunjung Pahakh, dan Kota Bandar Lampung dengan kisah Bajau-nya.

Singkat kata, MERIAH!

Sampai jumpa di Lampung Carnival tahun depan. 😉

39 Comments Add yours

  1. winnymarch says:

    menarik halimmm tahu aja u jadwalnya

    1. Banyak akun Lampung yang update acara ini Win. 🙂

    2. winnymarch says:

      next fest dmana?

    3. Ada Fest Teluk Semaka di Tanggamus ama Fest Sekala Brak di Lampung Barat bulan Oktober, Win 😉

    4. winnymarch says:

      ajak2 aku ahahha

  2. Evi says:

    Maafkan ya De, mungkin Tante Evi juga turut menggencetmu. Gak sadar Dek, tante juga digencet sama yg badannya lebih tinggi sih hehehe..

    1. Tante Evi yang baik hati dan tak sombong, tante nggak menggencet Adek kok, sekarang Adek malah ngakak baca komentar tante. Hahaha 😀

    2. Ooo ternyata mbak Evi yang gencet yakk.

  3. Dita says:

    Kaaaak, dedek2 kamu banyak yaaaa….pilih salah satu dooonk *lho*

    1. Mau pilih dedekku yang asal Lampumg bagian mana? Silakan pilih lewat foto di atas, terus pasang nomor, minggu depan bisa diambil… fotonya… 😀 😀

  4. Akarui Cha says:

    Wahhhh beneran meriah. Enak kali ya nonton pawaii. Jadi ingin mencoba kapan kapan.

    1. Seruuu banget nonton pawai yang menonjolkan budaya dan kesenian daerahnya sendiri. Jadi paham dengan cerita daerah, legenda serta simbol-simbol adat di daerah penyelenggara 🙂

  5. Kereeennn! Ada gajah-gajahnya

    1. Gajah-gajah ini baru dikeluarkan tahun ini, tahun kemarin belum ada. Lumayan ada kemajuan hehehe

  6. Rifqy Faiza Rahman says:

    “Bunda-bunda… Mbak-mbaknya cantik…” #kodekeras *eh 😀

    1. “Mbak yang nomor berapa? Nomor satu? nomor dua? Seret dan kenalin ke Bunda dulu baru kode diterima…” Hahahaha

    2. Rifqy Faiza Rahman says:

      Hahaha, hmmmm, yang nomor tiga aja gimana 😀

  7. Katerina says:

    Aku menikmati sisi lain karnaval in lewat tulisanmu, Halim 🙂
    Senang membaca pembicaran-pembicaraan diluar kerumunan fotografer sana. Good job!

    1. Terima kasih, mbak Rien. Hanya mencoba untuk menulis dari sudut pandang berbeda agar tahu keadaan dari pandangan yang berbeda di jalan yang berbeda dengan kerumunan fotografer sana #njelimet 😀 😀

  8. Adekkk. Kalau digencet lagi kamu ambil kameranya aja *ngajaringakbaik*

    Fotonya keren2 mas. Ceritanya? Seru banget cerita si adek

    1. Hihihi makasih kak Ryan. Kalau Adek ada salah kata mohon dimaafken 😀

    2. Adek gak salah kok. Yang salah kakak *dejavupercakapandengan…..*

  9. mysukmana says:

    Wah ada gajahnya…

    1. Gajahnya sebagai pembuka jalan saat parade dimulai. Serem seru gimana gitu, untung gajahnya nggak marah apalagi stres dikerumuni banyak orang 😀

  10. Tapi adek ga ikut poto bareng gubernur, bund.. Hehe.

    Makanya jgn kabur dek :p

    Ternyata deket masjid al furqon lebih rame ya.

    1. Huaaa padahal Adek kan pingin foto bareng ama Pak Gub ganteng ama Bu Gub yang muda dan cantiq juga… Baeklah, tahun depan Adek mo nerobos naik panggung ajah! 😛

  11. Indra Pradya says:

    Semangat yaaaaa para penonton!!! Molor 3 jam itu biassaaaaaaaa…….

    1. Hihihi sabar ya bang Indra, sabar itu disayang om-tante 😀

  12. BaRTZap says:

    Lim, kamu sibuk mepet bundanya yaa? Sampai bisa detail gitu ngerekam percakapan mereka hehehehe

    1. Hahahaha banyak kisah tak terceritakan di luar panggung besar nan megah itu, makanya pingin cerita 😀

  13. Goiq says:

    waaah jadi tau nih tentang Lampung Carnival. bisa planning buat datang tahun depan

    1. Asikk ada yang mau ngeramein. Banyak kostum dan atraksi partisipan parade yang indah dan khas Lampung banget. Cuma belum kupublish semua di blog, biar pnasaran lihat sendiri 😀

  14. Avant Garde says:

    karnaval ala-ala jfc pertama di sumatera hehehe…
    mudah2an bisa liat ini di lampung, kapan2…
    btw itu yg pengantin tulang bawang mirip iqbal rois ya lim…

    1. Zoom in – zoom out… huahahaha coba ntar kalau ketemu Iqbal ditanyain apa betul kemarin ikut parade ini 😀 😀

    2. Avant Garde says:

      wkwkwkw…. kloningannya lim 🙂

  15. Gara says:

    Mbak-mbaknya cantik Mas, apalagi yang dari Kabupaten Tulang Bawang #eh, tawanya mencerahkan hati ini *buagh, digampar :hihi*. Meriah, parade yang meriah! Kostumnya keren-keren, dan saya terkejut juga ada wakil dari NTB di sana, tapi sayang itu penari gandrung adalah penari yang paling saya takuti sejak kecil, takut dikeplak pakai kipas dan mendadak saya diminta ngibing, tapi tentunya kemarin tidak ada pria yang menjadi korban, kan? :hihi.

    Jadi ingat, kalau main gendang beleq saya pasti kebagian pegang cengceng :haha. Masa-masa sekolah yang indah :hoho.

    1. Senyumnya Muli dari Tulang Bawang paling manis yah, kuakui juga. Sayang kemarin nggak dapet yang close up hihihi. Wakil dari NTB bisa ngeramein tahun ini dan jadi tahu namanya penari gandrung, mirip istilah di Banyuwangi ya, Gar?
      Ulas lengkap donk ttg tari adat dari daerah NTB di blogmu. #request 😀

    2. Gara says:

      Oh, namanya Muli… *catat*.
      Iya, Gandrung, Joged Bumbung, banyak sih namanya tapi semua sama :hehe. Memang gandrung/joged di Bali dan Lombok setahu saya dibawa dari Jawa Timur, kata dosen kebudayaan saya dulu tari ini melambangkan sisa-sisa kerajaan Majapahit yang melarikan diri ke Bali (meski teori melarikan diri ini saya pertanyakan juga sih), dilihat dari gerakan yang lincah dan pemakaian kain yang ada di atas mata kaki.
      Semoga saya bisa menonton pertunjukan tari Sasak dalam waktu dekat :hehe.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.