Solusi Di Balik Kisah Burger

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Singapura saya terkagum dengan arsitektur keren bandara Changi, gerai makanan yang ditata sedemikian rapi serta beragam jenis fast food yang belum pernah saya temui di Solo. Saking ndeso-nya, saya langsung histeris setelah melihat salah satu gerai burger terkenal. Saat itu antrean yang panjang membuat saya mengurungkan niat untuk membelinya.

Rancangan perjalanan yang terlalu padat dan sisa uang yang tidak seberapa akhirnya membuyarkan impian saya untuk menikmati burger yang sudah membuka cabang sejak tahun 1982 di Singapura tersebut. Burger ini memiliki isi yang menurut saya lebih variatif ketimbang perusahaan fast food yang lain. Sekilas memang tampak seperti burger pada umumnya, namun racikan bumbu yang kuat serta lapisan daging, sayur dan sausnya terlihat begitu menggoda dan mengalihkan lidahku #tsahh.

Nama perusahaan burger yang saya maksud adalah Burger King atau sering disingkat BK. Belakangan baru tahu bahwa burger asal Amerika ini hanya membuka cabang di tiga kota besar di Indonesia saja. Jakarta, Bandung dan Bali adalah kota-kota di Indonesia yang sudah mempunyai gerai Burger King. Mereka sudah membuka banyak cabang yang tersebar di beberapa tempat strategis dan di dalam pusat perbelanjaan sejak tahun 2007.

Burger King
Burger King

Keinginan membeli paket Whopper milik Burger King terpenuhi saat saya tengah berlibur di Jakarta. Namun berulang kali Jakarta selalu memberikan gambaran klasik dimana turis merasa terganggu dengan problem lalu lintas kacau dimana-mana. Hanya ada perasaan malas berpergian terlalu jauh dari tempat saya menginap, kecuali ada janji untuk bertemu dengan teman. Kondisi jalan yang semerawut, macet, trotoar yang bukan lagi tempat pejalan kaki tapi justru dipadati parkir kendaraan bermotor. Ahh kota metropolitan yang sungguh menguji kesabaran saya.

Setiabudi One
Setiabudi One

Jarak tempuh lebih dari satu jam di jalan bagi warga Jakarta terbilang dekat, padahal bagi saya yang terbiasa hidup di kota kecil waktu selama itu ibarat dengan perjalanan dari Solo menuju luar kota. Ujungnya saya sering mati gaya saat singgah di Jakarta. Jika ada teman yang mau menjemput saya, Setiabudi One selalu jadi tempat nongkrong favorit, alasan apalagi kalau bukan karena ingin makan Burger King dan seruput kopi di Anomali Cafe. 🙂

Suasana pusat perbelanjaan dan kuliner yang dikelilingi gedung-gedung perkantoran ini terlihat begitu normal, tidak seramai tempat lain meski pengunjungnya sebagian besar berpenampilan rapi dengan kemeja berdasi, sedangkan saya hanya memakai kaos oblong *lirik sendal jepit*. Selebihnya saya lebih suka berdiam di tempat saya menginap dan semakin mati gaya saat sakaw Burger King.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat segala sesuatu terkoneksi oleh internet. Cari rumah teman nyempil masuk gang bisa lewat google maps, belanja dan jual barang juga bisa berinteraksi online sampai pesan makanan pun bisa melalui smartphone seperti Foodpanda.

Kemudahan demi kemudahan membuat pekerja kantoran yang sibuk di kantor, orang yang malas menghabiskan waktu lama di perjalanan seperti saya menjadi hidup dalam kepraktisan. Menjelang World Cup, situs ini juga memberikan penawaran menarik dengan memberikan diskon dan jasa pengiriman yang cepat sesuai dengan area pelanggan. Sehingga tidak perlu khawatir lagi dengan kondisi jadwal pertandingan yang bentrok dengan jam makan malam yang memmbuat malas keluar kantor atau rumah.

Andai sebagian besar warga kota metropolitan hidup dalam kepraktisan mungkin problem kemacetan akan berkurang. Jalan tidak dipenuhi oleh kendaraan bermotor dengan pengemudi yang kelaparan. Tidak perlu meluapkan emosi di jalan raya gara-gara sakaw Burger King lagi kan? 😀

22 Comments Add yours

  1. mawi wijna says:

    Saya pertama kali makan Burger King malah di airport Ngurah Rai sebelum direnovasi. Itu satu-satunya pilihan makanan yg menurut saya mengenyangkan dan harganya masuk kantong, hahaha.

    Sedangkan Setiabudi One, euh…
    Saya membayangkan kalau ada pekerja kantoran yang tiap hari bersantap siang di restoran2 sana, bisa habis berapa juta itu dalam sebulan? Yang menjadi kontras adalah, tepat di belakang Setiabudi One, ada jejeran foodcourt kaki lima yang tidak kalah ramai dari Setiabudi One, hehehe. 😀

    1. Halim Santoso says:

      Fastfood tetep jd pilihan di kala foodcourt bandara membuat harga nggak masuk akal alias terlalu mahal ya 🙂
      Baru tahu nih ada foodcourt lbih murah di belakang Setiabudi One,next time seret temen ke sana ah hehe

  2. Alid Abdul says:

    Deuh segitunya sakaw sama Burger King, saya sih gak begitu terlalu memperhatikan fast food gitu tapi saya pernah makan BK di KL Sentral karena itu yang termurah hahaha. 6 ringgit ato setara 21rb dapat burger mayan gede dan kentang goreng. asli kenyaaaaaaang ^^

    1. Halim Santoso says:

      Pertama kali lihat BK di luar negeri, biasanya cuma lihat fastfood menstrem ehh ternyata pake gagal beli hehe. Jadilah ngidam, ngefans berujung sakaw >_<

  3. dansapar says:

    bacanya pas puasa
    uda gitu di sini g ada BK
    *tanggung jawab*
    😀

    1. Halim Santoso says:

      Ehmm jadi kalau tak bawain oleh-oleh BK ke Pekanbaru bisa dapet tanda bokong di buku nggak? Hahaha

  4. Sandrine Tungka says:

    Hehehe kalo di Jakarta kebanyakan pada udah biasa menghabiskan waktu yang panjang di jalan. Bukan karena restorannya, biasanya karena kongkow2nya walau ga tiap hari juga *nggak kuatttt*. Nggak jarang juga supaya disangka prestisius. Saya pernah jadi korbannya hehehehe. Tapi sekarang udah ga lagi. Ga sanggup sama kebrutalan jalanan di Jakarta *apalagi sama kantongnya*. 😀 😀

    1. Halim Santoso says:

      Jakarta memang kota yang keras. Butuh energi extra dan ilmu mengontrol emosi yang mumpuni agar bisa bertahan di sana. 🙂
      Saya sendiri hanya betah tinggal di Jakarta maksimal satu minggu saja, lebih dari itu kepala migrain setiap hari hehehe.

  5. Kalo liat ini menjelang puasa gini. Kenapa jadi pengen buka ama BK ya. Hahahaha

    1. Halim Santoso says:

      Hahaha mariii *sodor menu BK*

  6. wah.. lagi puasa jadi ngiler.. asli… hehe

    1. Halim Santoso says:

      Dug Dug Dug… Selamat berbuka puasa 😀

  7. DebbZie says:

    di erpot Surabaya juga ada gerai BK tapi rasanya ga enak plus muahal. Masih mending yang di Bali :p

    1. Halim Santoso says:

      Dulu pas terbang lewat Juanda belum ada BK. Coba besok aku icipi, kalo rasa beda ntar aku laporin ke BK resmi #fansgariskeras 😀

  8. yusmei says:

    Jadi laper nih lim, padahal buka puasa masih 1,5 jam lagi. Hayo tanggung jawab 🙂 🙂

    1. Halim Santoso says:

      Hahaha tahan, sebentar lagi bedug berbunyi 😀

  9. Aku bingung, mas. Ini advertorial buat Burger King, Foodpanda, atau Setiabudi One? 😀

    1. Halim Santoso says:

      Saya sih fans berat BK nggak tahu kalau juri yang lain hahaha

  10. Joe Ismail says:

    besar sekali burgernya, gak habis dong

    1. Halim Santoso says:

      Kalo ngak habis bisa ditransfer ke saya hehehe 😀

  11. BK menjadi pilihan makan terakhir jika tidak menemukan makanan yang halal di luar negri. hehehe…

    salam kenal
    @budyjullianto

    1. Halim Santoso says:

      Salam kenal kawan 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.