Wisata Candi di Karanganyar

Karanganyar adalah sebuah kabupaten yang masih termasuk dalam wilayah karesidenan Surakarta yang terletak kurang lebih 20 km dari kota Solo. Selain mempunyai wisata alam Air Terjun yang indah seperti Grojogan Sewu dan Air Terjun Jumog, Kabupaten Karanganyar juga memiliki peninggalan dua buah candi Hindu yg masih terawat.

Untuk menuju komplek candi hanya perlu mengarahkan kendaraan dari Solo menuju Tawangmangu. Setelah melewati rentetan rumah makan di daerah Karangpandan, belok ke kiri saat melihat gerbang masuk lumayan besar bertuliskan “Kawasan Wisata Candi Sukuh Cetho”. Dari gerbang masuk kurang lebih menempuh perjalanan 30 menit untuk menuju candi pertama, yaitu Candi Sukuh.

Candi Sukuh merupakan komplek candi Hindu yang bisa dibilang memiliki bentuk lain dari kebanyakan candi Hindu yang tersebar di Indonesia. Banyak yang mengatakan bahwa bentuk dari candi yang terletak di Desa Sukuh ini menyerupai piramida peninggalan Suku Maya di Inca. Kenyataannya Candi Sukuh merupakan yoni ukuran raksasa dengan lingga raksasa pula yang kini sudah diamankan di Museum Nasional. Bahan dasar bangunan candi terbuat dari batu andesit masih terawat, dijaga dan dilindungi.

Candi Sukuh Karanganyar
Candi Sukuh

Apabila ingin mengetahui lebih jauh tentang sejarah Candi Sukuh jangan khawatir, bisa menggunakan bantuan guide yang ada di loket pembayaran tiket masuk. Yang jelas candi ini dibangun pada masa kerajaan Majapahit akhir yang dipimpin Prabu Brawijaya V, ayah dari Raden Patah ( kelak Raden Patah mendirikan Kerajaan Islam di Demak ). Kalau mau cari cara murah bisa klik wikipedia untuk mendapatkan informasi lengkap tentang sejarah berdirinya. Hehehe.

Saat pertama kali mengunjungi Candi Sukuh saya agak bingung melihat relief yang tidak biasa dengan relief yang sedikit seram. Kebanyakan relief candi di Jawa menceritakan tentang filosofi hidup atau sejarah wayang yang dilukis dengan bentuk pahatan batu yang terlihat jelas. Lain cerita dengan Candi Sukuh yang banyak (maaf) menunjukkan alat kelamin di beberapa reliefnya, sanggul yang lebih terlihat seperti helm Alien, dan beberapa relief yang tidak biasa dilihat di candi-candi Hindu di Jawa Tengah.

Udara dingin dan cuaca yang cenderung berkabut di lereng Gunung Lawu membuat atmosfir semakin mistis. Yahh ini hanya pandangan saya yang agak sensitif terhadap zat-zat yang berkumpul di sana. Namun dari semua mitos yang berhembus membuat Candi Sukuh semakin layak dikunjungi apabila singgah ke Solo atau Tawangmangu.

Candi Hindu kedua di kawasan ini adalah Candi Cetho yang terletak di atas bukit yang harus dilewati dengan penuh kehati-hatian dan konsentrasi tinggi saat menuju tempat tersebut. Tak terhitung sudah berapa kali saya mengunjungi candi yang terletak di Dusun Ceto ini dan selalu merasa plong saat berhasil mencapai puncak setelah deg-deg-ser sekian menit di atas sepeda motor.

Yang harus diwaspadai saat menuju Candi Cetho adalah tanjakan terakhir yang punya kemiringan lumayan bikin ngos-ngosan kendaraan. Untungnya seiring dengan waktu, tanjakannya sudah tidak seperti beberapa tahun silam. Dulu jalan masih belum diaspal dengan sudut kemiringan sangat sangat curam yang sering membuat mobil mogok di tengah jalan! Pemandangan menuju Candi Cetho tidak berubah sama sekali sejak dulu, masih memperlihatkan keindahan panorama khas pegunungan di lereng Gunung Lawu.

kompleks Candi Cetho
kompleks Candi Cetho

Cetho atau cetha merupakan bahasa Jawa dari kata terang / jelas, dan memang kita bisa melihat pemandangan indah saat berada di komplek candi yang kata beberapa orang bisa terlihat kota Solo dari kejauhan bila cuaca cerah. Tiket masuk candi yang areanya lebih luas dari pada Candi Sukuh ini hanya sebesar 5.000 rupiah saja. Candi ini masih mengambarkan alat kelamin ( lagi ), tapi di sini diperlihatkan lebih banyak arca dan relief alat kelamin laki-laki. Untuk informasi lengkap sejarah Candi Cetho bisa klik wikipedia. #senyum

Candi Cetho masih digunakan untuk sembahyang bagi umat beragama Hindu yang tinggal di Dusun Ceto dan sekitarnya. Di hari perayaan agama Hindu seperti perayaan Saraswati, terlihat banyak sesajian yang diletakkan di area candi. Persembahan yang umum terlihat berupa sesaji daging babi, janur yang sudah dihias, payung yang dominan warna putih dan kuning seperti menghadiri upacara keagamaan skala besar di Bali.

Bagaimana menuju Candi Cetho? Apabila dari arah Solo, kendaraan belok kanan untuk menuju Candi Sukuh, maka belokan ke kiri menuju arah kebun teh Kemuning, naik terus sampai ke puncak bukit dan ketemulah Candi Cetho. Jika menggunakan kendaraan umum, pastikan turun di Terminal Karangpandan lalu melanjutkan perjalanan dengan angkutan desa (angdes) semacam L-300 atau ELF yang tidak setiap waktu ada. Setelah itu berhenti di pertigaan Sukuh dan menyewa jasa tukang ojek yang mematok biaya mulai dari 60.000 rupiah menuju Candi Suku, atau membayar 100.000 untuk menuju Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Jangan khawatir, petunjuk arah kedua kawasan wisata tersebut cukup jelas. Bila insting megatakan nyasar bisa segera ber-GPS atau Gunakan Penduduk Setempat. 😉

19 Comments Add yours

  1. Titik Asa says:

    Lihat foto-foto diatas, jadi ngiler nih pengen berkunjung kesana…
    Salam kenal,

    1. Karanganyar punya alam yang indah dan menarik untuk dikunjungi. Wajib mampir ke sini, hehe…

      Salam kenal juga, kawan 🙂

  2. Wisata candi akan membuat kita lebih mengenal sebuah unsur penyampaian tradisi dari sebuah lukisan budaya bersejarah. Akan banyak pesan yang tersirat dalam bentuk sebuah gambaran disetiap relief yang disamapaikannya untuk sebuah penyeimbangan kehidupan manusia.

    Semoga semaikn banyak para wistawan yang dapat melihat dan mendapatkan hal positif dari setiap perjalanan wisata melalui wisata candi sebagai observasi kehdihidupan pribadi.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    1. Sejarah merupakan bagian yang berhubungan erat dengan perkembangan suatu bangsa. Yuk wisata candi dan museum…dan Visit Jawa Tengah 2013 😉

  3. buzzerbeezz says:

    Ini aku pengen ke candi sukuh dan candi cetho udah dari kapan-kapan tapi belum juga terealisasi. hehe

    1. Ayok ke Solo yuk… hehe…

  4. nopan says:

    kalau dari terminal tawangmangu menuju kesini naik apa ya?

    1. Mungkin harus oper dua kali, berhenti di gerbang masuk Kawasan Candi Sukuh Cetho, kemudian cari mobil tipe L-300 yang menuju arah Kemuning. Atau coba aja tanya di terminal, siapa tahu ada mobil yang bisa bawa ke sana.

      ( Maaf menggunakan kata ‘mungkin’ karena saya kurang paham transportasi umum ke sana )

      Selamat berpetualang 🙂

  5. Olive B says:

    melihat ini jadi pengen re-visit, file2 saya raib bersama laptop yg diembat maling tak bersopan santun 😉

    1. Ayo ke Solo, mba Olive..ntar aku temeni 😀

    2. Olive B says:

      hmmmm …. lirik jadwal hahaha

  6. Cumi MzToro says:

    jadi kangen solo, ke candi cetho lewat perkebunan teh jenawi

    1. Solo memang ngangeni…hehe…

  7. edi says:

    wih megah banget ya.. malah jadi kebayang piramid

  8. echy says:

    Waaaaaaaahhhh traveling yg smart.. Sambil bljr sejarah.. Coba k mojokerto.. Banyak candi tu

    1. Halim Santoso says:

      Noted. Segera eksekusi Trowulan 😀

  9. Gara says:

    Saya harus ke sini! Saya harus ke sini dan lihat sendiri keajaiban aliran Tantri yang subur tumbuhnya di Jawa pada akhir kejayaan Majapahit :hehe. Untung ada postingan ini jadi saya bisa punya ancer-ancer, terima kasih!

    Kalau sekitar September, cuaca di sana umumnya masih cerah atau sudah masuk musim hujan, Mas? :hehe.

    1. September cuaca belum masuk musim penghujan, jadi lumayan lah ke sana asalkan mulai pagi sudah naik hehehe. Kalau terlalu siang atau sore takutnya kabut dari atas turun dan mendadak hujan, maklum dataran tinggi 😉

    2. Gara says:

      Baiklah kalau demikian adanya. Terima kasih, Mas! :)).

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.