Wisata Air Terjun di Karanganyar

Karanganyar yang terletak hanya 20 km dari kota Surakarta (Solo) memiliki potensi wisata alam yang sangat indah, salah satunya adalah wisata alam air terjun. Banyak air terjun tersebar di kaki Gunung Lawu, mulai dari yang kecil sampai dengan yang besar aliran airnya. Bila ditelusuri dari kota Solo kurang lebih berurutan seperti ini, air terjun Jumog, air terjun Parangijo, kemudian Grojogan Sewu yang terletak di Tawangmangu.

Air Terjun JUMOG

sungai di Jumog yang masih alami
sungai di Jumog yang masih alami

Letak air terjun ini searah dengan jalan menuju kawasan Candi Sukuh-Cetho di Karanganyar yang kurang lebih satu jam perjalanan dari kota Solo. Bila berkendara dari Solo, setelah melewati Karangpandan arahkan kendaraan menuju gerbang masuk kawasan wisata Candi Sukuh-Cetho yang berada di kiri jalan. Dari gapura besar tersebut berjalan kurang lebih setengah jam hingga menemukan loket masuk kawasan Candi Sukuh-Cetho. Jalan menuju air terjun Jumog ada di belokan kecil sebelah kanan loket masuk, melewati sedikit turunan sampailah di kawasan Air Terjun Jumog. Tiket masuk air terjun hanya 2.000 rupiah saja.

Air terjun ini banyak ditumbuhi tanaman baru ( baca : bukan asli tumbuh di sana ), berbeda dengan kondisi saat saya mengunjungi Jumog tujuh tahun silam yang bisa dibilang masih “perawan” dimana belum ada jalan setapak dari semen, tangga hanya terbuat dari sususan balok kayu, juga banyak berdiri gubug-gubug yang difungsikan sebagai “kamar kencan”. Namun sekarang air terjun berketinggian kurang lebih 60 meter ini sudah berbenah, jalan setapak sudah halus, tangga sudah dilapisi semen dan gubug-gubug cinta tersebut sudah digusur diganti gazebo-gazebo terbuat dari bambu yang lebih aman sebagai tempat leyeh-leyeh saja.

Air terjun Jumog
Air terjun Jumog
Jumog yang masih terlihat alami
Jumog yang masih terlihat alami

Grojogan Sewu

monyet unyu
monyet unyu

Grojogan Sewu yang mempunyai arti bahasa Indonesia Air Terjun ( grojogan ) Seribu ( sewu ) ini terletak di kecamatan Tawangmangu yang ditempuh kurang lebih satu jam dari kota Solo. Udara dingin membuat Tawangmangu menjadi tempat yang tepat untuk mengusir panas yang berkepanjangan sehingga setiap akhir pekan kawasan ini selalu dipadati wisatawan domestik seperti anak-anak sekolah dan acara piknik keluarga. Tiket masuk tempat ini 5.000 untuk domestik dan 10.000 untuk wisatawan asing.

Sepanjang jalan turun menuju air terjun banyak terlihat pepohonan hijau yang rindang, pohon cemara yang menjulang tinggi, tanaman pakis dan segerombolan kera ekor panjang. Banyak kera tinggal di lereng Gunung Lawu sehingga harus extra hati-hati saat menuruni anak tangga karena mereka yang terbiasa diberi makan pengunjung tersebut tergolong agak nakal.
Grojogan Sewu memiliki ketinggian 80 meter, dua puluh meter lebih tinggi dibandingkan Jumog. Bila merasa lelah setelah menuruni ratusan anak tangga, bisa istirahat sejenak di tikar yang banyak digelar oleh warung makan sekitar air terjun. Mereka menjual berbagai macam makanan seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus, nasi campur, sate ayam, dan sate kelinci.
Anak tangga di Grojogan Sewu bisa dibilang lumayan membuat capek dan sebagai tanda jasa dari pengelola air terjun, diberikanlah sedikit penghargaan kepada pengunjung berupa sebuah papan “kejutan” di anak tangga terakhir yang bertuliskan “Selamat Anda telah Turun dan Menaiki 1.225 Anak Tangga. Semoga Tambah Sehat dan Sukses”  🙂

Grojogan Sewu wisata air terjun wajib saat singgah di Solo
Grojogan Sewu wisata air terjun wajib saat singgah di Solo
Grojogan Sewu yang indah
Grojogan Sewu yang indah

Note : Tak jauh dari Jumog masih terdapat air terjun Parangijo. Setelah memasuki kawasan Candi Sukuh-Cetho banyak ditemui petunjuk jalan yang jelas, jadi jangan takut tersesat. Saya tidak memiliki kesan mendalam terhadap Air Terjun Parangijo, karena air terjun tersebut hanya air terjun kecil yang dipenuhi taman buatan yang luasnya taman melebihi air terjun itu sendiri. Bagi saya air terjun Parangijo not recommended. Lebih baik gunakan waktu yang tersisa untuk mengunjungi kebun teh Kemuning, atau Candi Cetho dan Candi Sukuh. Selamat berpetualang. 😉

13 Comments Add yours

  1. maharanie says:

    Huaaa…masih nunggu waktu yang lama untuk bisa jalan2 kembali ke tempat itu..ngampet.com

    1. Masih inget kah saat dirimu masih single en berambut pendek pas di air terjun Parang Ijo? Hihi…kalo lupa ntar aku tag foto jadulnya, mbak Nia 😀

  2. ko,.itu ganggu banget sih foto yang terakhir ada ababil pacaran lagi poto,..wkwkwkwk,.. nice nice nice ,. 7 tahun ke solo belom pernah sekalipun kesituuwh -.-

    1. Hihihi…ternyata ada yang nyadar juga maksud gambarnya hihihi…
      Nah…tunggu apa lagi? Musim hujan atau kemarau tetep asyik lo berlibur ke air terjun 🙂

  3. nopan says:

    untuk ke air terjun jumog adakah angkot seperti halnya klo ke grojogan sewu?

    1. angkot ambil arah gerbang masuk Wisata Candi Cetho/Sukuh, lokasi air terjun Jumog nggak jauh dari loket pembayaran masuk tempat wisata. 🙂

  4. widi says:

    yuhuuuii..
    d next destinasi..kd dcoba mbk bro..

  5. EGi says:

    Bagus ya, eh byk yg jual sate kelinci juga disana 🙂

    1. Sate kelinci banyak dijual di daerah Tawangmangu, di Grojogan Sewu jg banyak yg jual.
      Naik ke atas lagi ke arah Sarangan malah ada yang jual sate landak hehe…

  6. mustikha yati says:

    saya pengen ke sana, tapi saya tidak pernah ke mana2 😦

  7. jadi semakin pengen kesini…air terjunnya bagus…minggu depan ah…makasih informasinya… 🙂

    1. Halim Santoso says:

      Sebenarnya dari Sarangan naik ke atas lagi ada beberapa air terjun cantik dan telaga kecil juga, tapi saya belum menyempatkan diri explore ke sana 🙂

  8. air terjunnya mak, suegeeeeeer…
    serasa pengen langsung berendem…
    😀

Leave a reply to Andana Paringga Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.